SOLOPOS.COM - Dua orang melepas tiang bendera di lokasi permukiman warga eks-Gafatar yang dibakar massa di kawasan Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa (19/1/2016). Permukiman di lahan seluas 43 hektar tersebut dibakar sejumlah oknum masyarakat sebelum 796 warga eks-Gafatar berhasil dievakuasi pemda setempat. (JIBI/Solopos/Antara/Jessica Helena Wuysang)

Ormas Gafatar tak hanya membangun pertanian di Kalimantan. Ada puluhan buku dan dokumen yang tersembunyi di bawah kamp Gafatar Ketapang.

Solopos.com, JAKARTA — Entah apa maksudnya, para anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menimbun buku-buku serta identitas mereka di dalam tanah. Barang-barang itu dikuburkan di dekat lokasi kamp mereka.

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

Informasi dari Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto, Senin (8/2/2016) benda-benda ini ditemukan di kamp Gafatar di Ketapang, Kalimantan Barat, pada Sabtu (6/2/2016). “Muspika dan tokoh masyarakat telah mencurigai ada 2 lokasi tanah bekas galian yang berada di samping kamp Gafatar kelompok Adip, sebagai Koordinator [adalah] Zainuddin Bintang,” jelas Arief.

Setelah dilakukan penggalian terhadap kedua lubang tersebut, telah ditemukan belasan kantong plastik. Di lubang pertama ditemukan 12 kantong plastik hitam dan di lubang kedua ditemukan 5 kantong. Kadi total ada 17 kantong plastik hitam.

“Kantung-kantung tersebut kemudian diamankan di Makodim Ketapang untuk dilakukan pendataan dan selanjutnya diserahkan oleh Kades Sukabaru Kec Benua Kayong kepada Kasat Reskrim Polres Ketapang untuk proses lanjut,” jelas dia.

Setelah ke-17 buah plastik tersebut dibuka, ternyata terdapat buku-buku tentang ajaran Gafatar, baju Gafatar, rompi Gafatar, kaos lambang bertuliskan Gafatar. Adapun judul buku yang diketemukan antara lain sebagai berikut:

1. Kerajaan Allah = 18 buah.
2. Theologi Abraham = 15 buah
3. Milah Abraham = 4 buah.
4. Laporan rapat kerja nasional II = 1 buah.
5. Buku saku organisasi gafatar = 24 buah.
6. Satu kotak kartu nama an. Ario arinsa putra.
7. Buku catatan = 8 buah.
8. Ruhul qudus eksistensi dan esensi Al Quran = 3 buah.
9. Ensiklopedia Ahmad Bahjat = 1 buah.
10. Buku pendidikan dasar orang tua = 23 buah.
11. Kewajiban menghormati hari ketujuh (sabath) = 12 buah.
12. Memahami dan menyikapi tradisi tuhan kebangkitan yang dibenci tapi dirindukan = 4 buah.
14. Alkitab = 9 buah.
15. Ruhul qudus yang turun kepada Almasih Almawub = 9 buah.
16. Buku menyingkap gabus pemisahan Yesus dan sejarah = 2 buah.
17. Almasih Almawud dan ruhul qudus = 2 buah.
18. Komunitas milah Abraham = 1 buah.
19. Tabloid gafatar = 59 buah.
20. Profil organisasi singkat kemasyarakatan = 69 buah.
21. Rakernis DPP gafatar 2015 = 2 buah.
22. CD Asus = 1 buah.
23. Keilmuan dasar = 1 buah.
24. Tokoh terbesar sepanjang sejarah = 1 buah.
25. Raja yoga cara meningkatkan daya batin = 1 buah.
26. Ahmad Mussadeq dan ajaran Al Qiyadah Al Islamiyah = 1 buah.
27. Apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan = 1 buah.
28. Buku saku p 4 GN = 1 buah.
29. Buku perjalanan menuju tuhan = 1 buah.
30. Foto copy Akta notaris H. Warman, SH tentang SK Menkum HAM RI tentang akta pendirian organisasi ke masyarakat gerakan fajar nusantara (Gafatar) no 01, tgl 05 september 2011.
31. Kartu peserta beserta tali gantungannya = 31 buah.
32. Kartu anggota Gafatar = 5 buah.
33. Pin Gafatar = 4 buah.
34. Alat token bank mandiri = 1 buah.
35. KTP an. Ariyo arisa putra.
36. KTP an. Daris Jamilah
37. Banner Visi dan Misi Gafatar = 1 buah.
38. Tujuan gafatar = 1 buah.
39. Buku catatan = 200 buah.

Sedangkan untuk baju Gafatar warna oranye dan hitam juga turut diketemukan sebanyak 138 lembar dan celana sebanyak 1 lembar, tas warna hitam 6 buah. “Saat ini sedang dibuat berita acara penyerahan dari kades Sukabaru ke penyidik Polres Ketapang untuk ditindak lanjuti,” tutupnya. Baca juga: Banyak Intrik dan Motif di Gafatar.

Meski ada ideologi keagamaan yang dibangun Gafatar, motif ribuan orang mengikuti ormas itu memang berbeda-beda. Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), M. Nasser, kepada Bisnis/JIBI, Selasa (26/1/2016), berpendapat Gafatar merupakan kelompok yang penuh dengan intrik dan motif. Di dalam Gafatar, ada orang-orang yang hendak mencari tanah bercocok tanam di Kalimantan, tapi ada yang ikut atas dasar ideologi serta faham keagamaan.

Menurut dia, ada banyak kepentingan di dalam kelompok itu. “Karenanya perlu kecermatan dan profesionalisme, Gafatar tidak sama dengan aliran sesat lainnya. Mereka berkamuflase dengan pertanian, tidak murni aliran keagamaan.” Baca juga: “Anak Kami Lepas Jilbab dan Tinggalkan Salat Sejak Ikut Gafatar”.

Meskipun demikian langkah Polri menyelidiki ormas Gafatar dinilai Kompolnas sudah tepat karena selama ini masyarakat dibuat khawatir dengan kelompok itu. Karena itu, perlu ada upaya penegak hukum untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan catatan harus hati-hati dan profesional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya