SOLOPOS.COM - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat (kanan) terekam video sedang memaparkan kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 WITA bagi siswa SMA/SMK dan yang sederajat. (Tangkapan layar video unggahan akun Twitter @Trending_Issue).

Solopos.com, JAKARTA–Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) membatalkan kebijakan masuk sekolah mulai pukul 05.00 WITA bagi SMA/SMK.

“FSGI mengkritik kebijakan masuk sekolah jam 05.00 WITA di NTT,” kata Sekjen FSGI Heru Purnomo dalam keterangan di Jakarta, Selasa (28/2/2023), dikutip dari Antara.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Pemprov NTT bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT serta para Kepala SMA/SMK/SLB Negeri di Kota Kupang menyepakati kebijakan mengubah jam masuk sekolah dimajukan mulai pukul 05.00 WITA.

FSGI mendorong Pemprov NTT mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut karena sangat membahayakan tumbuh kembang anak karena tidak berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak.

FSGI juga mengumpulkan pendapat sejumlah guru dan orang tua terkait kebijakan masuk sekolah mulai pukul 05.00 WITA di NTT. Ternyata banyak orang tua yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut.

Respons mereka beragam, mulai dari faktor keamanan anak saat menuju sekolah, transportasi yang sulit pada pagi hari, dan kesiapan orang tua di rumah baik dalam menyediakan sarapan, serta berbagai pertimbangan kesehatan anak.

Merujuk pada kajian tentang dampak buruk bagi anak-anak yang kurang tidur maka kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 WITA akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, termasuk terhadap kesehatan dan kemampuan belajarnya.

Apabila anak tidak cukup waktu tidurnya akan ada dua fase yang sangat berpotensi terganggu yakni kesehatan tubuh dan pertumbuhan otaknya dapat terpengaruh.

Bahkan studi membuktikan anak-anak yang kurang jam tidurnya cenderung memiliki mood yang tidak stabil, mudah marah, sulit konsentrasi ketika melakukan sesuatu, dan mengalami penurunan kemampuan belajar ketika di sekolah.

Selain itu, penelitian Journal Academic Pediatrics ini menunjukkan gangguan belajar, mengingat, dan analisis pada anak usia sekolah dasar dapat disebabkan oleh kurangnya jam tidur saat anak masih berusia bawah lima tahun (balita).

“Tidur sangat penting bagi tubuh. Pada saat tidur tubuh akan memperbaiki diri baik secara fisik maupun mental sehingga kita merasa segar dan berenergi saat bangun serta siap menjalani aktivitas,” kata Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti.

Sebelumnya, Pemprov NTT menerapkan aturan baru jam masuk sekolah pukul 05.00 WITA bagi jenjang SMA/SMK yang diberlakukan mulai awal pekan ini.

Kebijakan itu diambil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTT atas instruksi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya