SOLOPOS.COM - Sejumlah warga eks-Gafatar meninggalkan permukiman mereka yang dibakar massa saat hendak dievakuasi dari kawasan Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa (19/1/2016). Permukiman di lahan seluas 43 hektar tersebut dibakar sejumlah oknum masyarakat sebelum 796 warga eks-Gafatar berhasil dievakuasi pemda setempat. (JIBI/Solopos/Antara/Jessica Helena Wuysang)

Orang hilang yang marak membuat Gafatar disorot dan terusir dari Kalimantan. Di Wonosegoro, Boyolali, anggota Gafatar diterima dengan syarat.

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kecamatan Wonosegoro siap menerima kembali 14 orang Dukuh Jlobog, Desa Gunungsari, Wonosegoro, Boyolali, yang sebelumnya pergi ke Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk bergabung dengan ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Namun, warga menerima anggota Gafatar dengan syarat jika mereka mau meninggalkan kelompok itu.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Sementara itu, anggota Gafatar asal Jateng diperkirakan mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan pada Senin (25/1/2016) siang. Camat Wonosegoro, Edy Kristiawan, mengatakan hasil koordinasi antara tokoh agama, desa, rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) memutuskan siap menerima anggota Gafatar asal Wonosegoro dengan syarat.

Syarat utama yang harus dipatuhi adalah mereka harus mau meninggalkan kelompok Gafatar dan kembali ke jalan yang benar. “Warga Gunungsari tidak mempermasalahkan mereka kembali ke desa asalkan mereka bisa hidup normal seperti warga lainnya,” ujar Adi saat dihubungi Solopos.com, Minggu (24/1/2016).

Adi mengatakan sebelum mereka pergi meninggalkan rumah dari muspika Wonosegoro sudah pernah melakukan mediasi. Namun, setelah mediasi, justru anggota Gafatar di Desa Gunungsari pergi meninggalkan rumah mereka.

“Sebelum 14 orang yang terdiri atas enam KK [kepala keluarga] pergi meninggalkan rumah, mereka lebih dulu menjual rumah, tanah, dan benda berharga lainnya. Hanya satu KK yang tidak menjual rumahnya,” kata dia.

Ia mengaku sampai sejauh ini belum mendapatkan kabar resmi dari Pemkab Boyolali terkait kepastian kepulangan 14 orang Gunungsari. Pemerintah kecamatan, kata dia, terus melakukan koordinasi dengan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Boyolali untuk memulangkan mereka ke kampung halamannya masing-masing.

“Informasinya mereka ikut rombongan anggota Gafatar yang dipulangkan dari Kalteng menuju ke Donohudan. Kami tetap menunggu kabar resmi dari Kesbangpol,” kata Adi.

Kepala Kesbangpol Boyolali, Supomo Harjo, mengatakan kabar terbaru yang diterima dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, anggota Gafatar dari Jateng berangkat dari Pontianak menggunakan kapal pada Sabtu (23/1/2016) pukul 10.00 WIB dan tiba di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang pada Senin (24/1/2016) pukul 08.00 WIB.

“Dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, anggota Gafatar langsung diberangkatkan menuju ke Donohudan,” ujar Supomo.

Supomo mengatakan di Donohudan nantinya anggota Gafatar akan mendapatkan pendampingan keagamaan langsung dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng dan Kantor Kementerian Agama (Kemenang) Jateng. Sedangkan untuk pengamanan di Donohudan melibatkan anggota Satpol PP, Brimob, polres, dan Kodim 0724 Boyolali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya