SOLOPOS.COM - Seorang jurnalis mengambil gambar kedatangan dr Rica Tri Handayani, anak serta suaminya Aditya Akbar Wicaksono saat tiba di Polda DIY, Senin (11/1/2016). Polda DIY berhasil membawa pulang dr. Rica beserta saudara yang diketemukan di wilayah Kalimantan. (Gigih M. Hanafi/Harian Jogja)

Orang hilang asal Boyolali yang sempat hilang bersamaan hilangnya dokter Rica tiba-tiba muncul di Jogja menunjuk pengacara.

Solopos.com, SLEMAN — Setelah ditemukannya dokter Rica Tri Handayani, Polda DIY telah menerima laporan orang hilang sebanyak 78 orang hingga Senin (18/1/2016). Polisi memastikan kasus hilangnya dokter Rica ada keterkaitan dengan ormas Gafatar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Terkait kasus dokter Rica yang menyeret dua tersangka Eko Purnomo dan Veni Orinanda, Polda DIY selama ini tak berani mengaitkan dengan Gafatar. Tetapi melihat perkembangan penyidikan hingga hari ini, Djuhandhani menyatakan kasus itu memang terkait dengan Gafatar.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY AKBP Djuhandhani menyampaikan temuan baru yang menunjukkan keterkaitan Gafatar. Temuan itu salah satunya adalah munculnya seseorang sebagai kuasa hukum yang ditunjuk seseorang yang terindikasi sebagai anggota Gafatar, yaitu adik dari tersangka.

Kuasa hukum itu lalu ditolak oleh polisi dengan alasan tertentu. Adik kandung tersangka yang bernama Eka itu datang ke Jogja untuk menunjuk kuasa hukum bagi kedua tersangka. Padahal sebelumnya, adik tersangka itu juga berada di Kalimantan dan dilaporkan hilang oleh keluarganya di Boyolali.

Tetapi dia bisa dihadirkan ke Jogja meski tidak memiliki biaya. Oleh karena itu diduga ada pihak lain yang mendanai adik tersangka untuk perjalanan dari Kalimantan menuju Jogja.

“Semua masih kita dalami, hanya kita menduga ada keterlibatannya [Gafatar] karena yang menunjuk kuasa hukum kok orang yang terindikasi sebagai anggota Gafatar. Setelah itu kita tolak. Kemudian hadir adik kandung Eka, yang juga dilaporkan hilang di Boyolali,” ungkapnya.

Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti menjelaskan pihaknya telah menerima laporan 78 orang hilang hingga Senin pascapenemuan dokter Rica. Keluarga korban yang merasa kehilangan anggota keluarganya melaporkan ke sentra pelayanan kepolisian (SPK) terpadu Mapolda DIY. Kasusnya sangat beragam, mulai dari satu keluarga hilang tiba-tiba hingga yang menghilang karena persoalan ekonomi atau faktor lain.

Anny tidak menampik bahwa ada beberapa pelapor yang sudah yakin anggota keluarganya yang hilang karena bergabung eksodus bersama Gafatar. Namun semua itu harus dibuktikan melalui penyelidikan dengan disertai saksi dan bukti. “Mungkin ada beberapa yang sudah menyampaikan [ikut Gafatar]. Tapi ada juga yang hilang karena persoalan lain. Yang jelas total ada 78 orang yang dilaporkan hilang,” ungkap Anny.

Salah satu laporan adalah hilangnya pemuda bernama Al Fithria Chastiyoga, 27, yang dilaporkan orang tuanya, Kasiyanto, 52, warga Sidoarjo, Kasihan, Bantul. Fithria yang menghilang tanpa pesan diduga ikut rombongan Gafatar karena keluarga mengetahui dia kerap mengikuti kegiatan sosial Gafatar.

Menanggapi banyaknya laporan orang hilang, Djuhandhani akan terus mendalami dengan menyelidiki baik di DIY maupun di luar Jogja. Ia mengakui, dari daftar yang hilang, ada beberapa yang terindikasi anggota gafatar.

“Satgas masih mengumpulkan data di Kalbar dan Jogja. Semoga bisa menguak kasus orang hilang yang dilaporkan masyarakat. Penyelidikan membutuhkan ketelitian dan waktu yang tidak sebentar,” tegas pria yang memimpin satgas penanganan kasus orang hilang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya