SOLOPOS.COM - Seorang jurnalis mengambil gambar kedatangan dr Rica Tri Handayani, anak serta suaminya Aditya Akbar Wicaksono saat tiba di Polda DIY, Senin (11/1/2016). Polda DIY berhasil membawa pulang dr. Rica beserta saudara yang diketemukan di wilayah Kalimantan. (Gigih M. Hanafi/Harian Jogja)

Orang hilang yang marak bersamaan isu Gafatar menggangu dunia perguruan tinggi di DIY. Hal itu pernah terjadi saat isu survei keperawanan mahasiswi merebak.

Solopos.com, JOGJA — Kasus orang hilang diduga terkait keberadaan ormas Gafatar dianggap cukup mengganggu bagi dunia pendidikan tinggi di DIY. Dikhawatirkan, akan muncul rasa was-was dari kalangan orang tua murid/mahasiswa yang ingin menyekolahkan anaknya di DIY.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Koordinator Kopertis Wilayah V Bambang Supriyadi mengatakan pihaknya khawatir bila isu ini terus berlarut-larut jumlah mahasiswa baru dari luar daerah akan merosot cukup signifikan. Fenomena serupa, menurutnya, pernah terjadi beberapa waktu lalu saat santer isu hasil survei keperawanan di kalangan mahasiswi DIY.

“Efeknya waktu itu cukup besar juga, jadi kita harus berhati-hati dan mempromosikan bahwa DIY aman,” ujar dia di Kompleks Kepatihan Selasa (19/1/2016).

Bambang menambahkan pihaknya juga sudah menyampaikan kepada seluruh wakil rektor bidang kesiswaan dalam forum komunikasi perguruan tinggi di Kulonprogo beberapa waktu lalu terkait masalah ini. Menurutnya, para wakil rektor harus bisa proaktif dalam menjaga supaya mahasiswa dan lulusannya tak sampai terbawa organisasi mencurigakan.

Sejauh ini Bambang mencatat belum ada satupun mahasiswa di DIY yang terindikasi bergabung dengan organisasi semacam Gafatar. Pasca ditemukannya dokter Rica Tri Handayani, Polda DIY telah menerima sebanyak 78 orang dilaporkan menghilang hingga Senin (18/1/2016). Polisi memastikan kasus hilangnya Rica ada keterkaitan dengan ormas Gafatar.

Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti menjelaskan, pihaknya telah menerima laporan 78 orang hilang hingga Senin (18/1/2016) pasca ditemukannya dokter Rica. Keluarga korban yang merasa kehilangan anggota keluarganya melaporkan ke sentra pelayanan kepolisian terpadu Mapolda DIY. Kasusnya beragam, mulai dari satu keluarga hilang tiba-tiba, hingga menghilang karena persoalan ekonomi dan faktor lain.

Anny tidak menampik bahwa ada beberapa pelapor yang sudah yakin anggota keluarganya yang hilang karena bergabung eksodus bersama Gafatar. Namun semua itu harus dibuktikan melalui penyelidikan dengan disertai saksi dan bukti.

“Mungkin ada beberapa yang sudah menyampaikan [ikut Gafatar]. Tapi ada juga yang hilang karena persoalan lain. Yang jelas total ada 78 orang yang dilaporkan hilang,” ungkap Anny, Senin (18/1/2016).

Salahsatu laporan itu yaitu korban atasnama Al Fithria Chastiyoga, 27, yang dilaporkan orangtuanya Kasiyanto, 52, warga Sidoarjo, Kasihan, Bantul. Fithria menghilang tanpa pesan diduga ikut bersama rombongan Gafatar. Karena keluarga mengetahui korban kerap mengikuti kegiatan sosial Gafatar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya