SOLOPOS.COM - Amokrane Sabet saat menantang polisi. (Istimewa/Youtube)

Amokrane Sabet tewas setelah melawan polisi yang hendak menjemput paksa. Ulahnya dikenal mulai melecehkan perempuan hingga menantang pecalang.

Solopos.com, MAKASSAR — Pengusaha pariwisata Bali, Zaenal Tayeb, mendukung sepenuhnya langkah kepolisian yang menembak mati Amokrane Sabet, atlet tarung bebas asal Perancis di Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kab. Badung, Bali, Senin (2/5/2016) lalu.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Sebelum ditembak mati, Amokrane menusuk Brigadir Polisi Anak Agung Putu Sudiarta menggunakan belati hingga tewas. Anak Agung saat itu termasuk dalam tim gabungan Polsek Kuta Utara dan petugas Kantor Imigrasi yang akan mengeksekusi Amokrane.

“Saya kenal baik Amokrane, dia sering datang latihan Muathay di tempat saya, tapi saya tidak suka kelakuannya, sangat tidak bermoral. Dia suka melecehkan orang dan mengacau di tempat usaha orang lain,” ujar Zaenal dikutip Solopos.com dari Detik.

Zaenal menambahkan, kelakuan Amokrane sangat tercela di kawasan Kuta. Di antara perbuatan buruknya adalah melecehkan perempuan di depan pasangan sendiri dan sering berbuat onar di daerah Kuta yang terkenal ketentramannya.

Zaenal yang juga promotor Chris John dan Daud Jordan ini berharap pada seluruh wisatawan yang berada di Bali agar menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan para pelancong lainnya di Pulau Dewata. Zaenal memiliki sasana tinju Mirah Sport yang berada di Kuta dan menjadi tempat latihan para pehobi tinju dari dalam dan luar negeri.

“Kejadian kemarin harus menjadi peristiwa terakhir di Bali, siapa pun tidak boleh mengusik kenyamanan yang ada di Bali,” pungkas pengusaha asal Sulawesi Barat ini.

Menurut polisi, ada 20 orang melaporkan Amokrane karena terganggu dengan ulahnya. “Yang terakhir, laporan masuk 4 April 2016, 20 orang melapor bersama-sama ke Polsek Kute Utara,” kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto, Selasa (3/5/2016).

20 orang yang melaporkan Amokrane bukan hanya warga di sekitar Birawa, Badung, saja yang melapor ke polisi, namun juga ada warga negara asing. “Banyak laporan yg kita terima, baik laporan polisi, maupun laporan tulis tangan di Polsek Kute Utara,” kata Hery.

Tak peduli kepada warga negara asing atau lokal, mantan atlet bela diri ini sering memberikan ancaman, bahkan ancaman membunuh juga sering dia lontarkan. “Mengancam, ada yang diancam memakai pisau, ada yang pakai omongan, ‘Saya bunuh kamu.’,” kata Hery.

Petarung gaya bebas ini bahkan pernah mengancam Ketua Pecalang alias satuan keamanan adat setempat. Orang berbadan kekar yang satu ini memang tergolong meresahkan. “Ketua Pecalang sudah pernah diancam,” kata dia. Baca juga: Makan Tak Bayar, Sobek Surat Panggilan, Amokrane Tusuk Polisi Sebelum Tewas Didor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya