SOLOPOS.COM - Titik-titik putih menunjukkan lokasi yang terkena getaran gempa akibat uji coba nuklir Korea Utara, Rabu (6/1/2016) (BMKG)

Nuklir Korea Utara menjadi sorotan dunia.

Solopos.com, SOLO — Uji coba nuklir Korea Utara (Korut) menyebabkan gempa di sejumlah wilayah. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya gempa di sejumlah wilayah akibat uji coba nuklir Korut.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Getaran gempa itu juga terpatau badan pemantau gempa bumi di sejumlah negara, Rabu (6/1/2016). Aktivitas gempa bumi tak lazim terjadi di dekat lokasi fasilitas uji coba nuklir Korea Utara telah terdeteksi di beberapa negara.

Sebagaimana dikutip dari situs bmkg.go.id, United States Geological Survey (USGS) mencatat gempa bumi terjadi pada Rabu pukul 08.30.01 WIB. Gempa memiliki kekuatan M=5,1 mb dengan pusat gempa pada koordinat 41,308 Lintang Utara dan 129,049 Bujur Timur. Lokasi pusat gempa ini terletak di daratan tepatnya pada jarak 24 kilometer arah timur laut Kota Sungjibaegam, Korea Utara.

Uji coba nuklir ini dilaporkan dirasakan dalam skala intensitas III MMI di Sungjibaegam, Chongjin, Hoemul-li, Hwasong, dan Kilju di Korea Utara. Sementara itu di wilayah Tiongkok, getaran juga dapat dirasakan pada  III MMI di kota Tumen.

Terpantau Jerman

Sementara itu, GFZ Jerman juga mendeteksi gempa terjadi pada pukul 08.30.01 WIB, episenter pada koordinat 41,31 Lintang Utara dan 129.07 Bujur Timur, berkekuatan M=5,1mb, dengan kedalaman hiposenter 1 kilometer.

BMKG juga melaporkan gempa itu juga tercatat di 37 sensos seismik yang dioperasikan BMKG. Hasil analisis parameter gempa bumi akibat ledakan nuklir menunjukkan  waktu ledakan terjadi pada pukul 08.30.01 WIB.

Pusat ledakan terletak pada koordinat 41,20 Lintang Utara dan 129.07 Bujur Timur, memiliki kekuatan M=5,1 mb, dengan kedalaman hiposenter 1 kilometer.

Gempa bumi tersebut diduga sebagai ledakan nuklir berdasarkan karakteristik rekaman seismografnya, yaitu gelombang seismik yang bersumber dari sebuah ledakan.

Ada kesamaan pola dari seluruh rekaman sinyal seismik yang menunjukkan gerakan awal gelombang P dengan impuls kompresi.

“Seluruh sinyal seismik yang terekam menunjukkan adanya compressional source dengan amplitudo gelombang P relatif lebih besar dari gelombang S-nya, maka cukup beralasan jika diyakini bahwa telah terjadi sebuah aktivitas ledakan di bawah tanah di wilayah Korea Utara,’ tulis BMKG dalam situsnya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia telah menjadi anggota perjanjian nonproliferasi nuklir, dan telah menandatangani ratifikasi pelarangan uji coba nuklir bawah tanah. Indonesia berkewajiban ikut melakukan pemantauan uji coba nuklir melalui sistem monitoring seismik yang dioperasikan BMKG.

Mulai tahun 2002 di Indonesia telah dipasang enam stasiun seismik Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization (CNTBTO), yaitu di Kappang Sulawesi Selatan, Parapat, Lembang, Kupang, Sorong dan Jayapura. Sistem peralatan ini dikelola oleh BMKG untuk mendukung monitoring ujicoba nuklir dari wilayah Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya