Solopos.com, SOLO–Seorang bocah asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau Nono menyita perhatian publik Tanah Air selama beberapa pekan terakhir karena kecerdesannya yang luar biasa.
Bocah kelas II SD Inpres (SDI) II Buraen itu mendadak menjadi pusat perhatian setelah menjuarai ajang matematika internasional, Abacus Brain Gym International Mathematics Competition.
Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun
Dalam kompetisi tersebut, Nono berhasil mengalahkan 7.000 peserta lainnya dari seluruh negara di dunia. Ia mengerjakan soal yang terdiri atas 15.201 file selama setahun secara online.
Nono dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang petani, sedangkan sang ibu bekerha sebagai guru kontrak/honorer. Nono mampu membuktikan bukan anak kota dan kaya saja yang mampu mengukir prestasi. Anak dari wilayah pinggir negeri ini pun mampu berprestasi tinggi.
Baru-baru ini, Nono yang diundang ke acara TS Talk yang disiarkan TS Media melalui akun Youtube @TSMediaID, mengaku bercita-cita menjadi orang yang mampu menciptakan segalanya seperti Elon Musk, CEO perusahaan transportasi listrik Tesla, pendiri perusahaan penerbangan luar angkasa, dan penemu berbagai hal berbasis teknologi lainnya, seperti layanan pembayaran digital.
“Ingin jadi Elon Musk, mau bikin mobil paling tercepat. Semua Nono mau cipta,” ucapnya dikutip Solopos.com dari tayangan TS Talk, Selasa (31/1/2023).
Kecerdasan Nono membuat sejumlah kalangan memberikan apresiasi. Salah satunya direktur PT Astra Internasional, Gita Tiffani Boer. Gita yang bertemu dengan Nono di Astra Tower, Jakarta Pusat pada Jumat (27/1/2023), sempat menawari bocah itu mobil.
Namun secara mengejutkan sang juara dunia matematika itu menolak diberi mobil. “Nono tidak mau, karena mau buat sendiri. Nono mau ciptakan kereta tercepat dan pesawat tercepat seperti Elon Musk,” ucapnya.
Sebelumnya, Nono juga sempat menolak diberi hadiah laptop dari Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim saat memenuhi undangan di Jakarta. Ia mengaku lebih memilih mendapat beasiswa ketimbang hadiah laptop.