SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Yayus Yuswoprihanto)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Yayus Yuswoprihanto)

SINGAPURA – Nilai tukar rupiah anjlok terbesar dalam 2 minggu mengikuti tren mata uang Asia setelah Federal Reserve meredam spekulasi untuk stimulus moneter tambahan yang akan meningkatkan pasokan dolar.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Catatan yang dirilis kemarin atas pertemuan kebijakan The Fed Maret mengindikasikan akan menahan diri dari meningkatkan pembelian aset kecuali ekspansi ekonomi terputus-putus atau inflasi kurang dari 2%. Data resmi menunjukkan dana global mengurangi kepemilikan mereka atas obligasi pemerintah Indonesia hingga Rp2,26 triliun (US$247 juta) pada Maret menjadi Rp224,7 triliun.

“The Fed kemarin memberikan sentimen negatif ke pasar karena tanpa stimulus, akan ada kekurangan likuiditas dolar,” kata Artanavaro Gasali, Kepala Pasar Global PT Bank ICBC Indonesia. Berdasar data Bloomberg yang dihimpun dari bank lokal, nilai tukar rupiah turun 0,3% menjadi 9.158 per dolar pukul 9.48 di Jakarta, Rabu (4/4/2012).

Penurunan itu merupakan kerugian terbesar sejak 22 Maret. Rupiah sedikit berubah minggu ini setelah merosot 1% pada Maret dan 0,9% pada Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya