SOLOPOS.COM - Perilisan Hasil PISA 2022 yang ditayangkan di Youtube Kemendikbud RI, Selasa (5/12/2023). (Tangkapan layar Youtube Kemendikbud RI)

Solopos.com, SOLO — Akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan eks-Direktur Program SEAMEO for QITEP in Mathematics, Farida Nurhasanah, mengingatkan agar hasil PISA 2022 menjadi rambu-rambu jika Indonesia masih perlu melakukan beberapa perubahan.

“Peringkat kita memang naik, tetapi nilainya turun semua baik dari literasi, numerasi, dan sains. Sebaiknya jangan ditelan mentah-mentah naik lima peringkat itu, kita perlu membenahi nilai yang turun,” ujar Farida saat dihubungi Solopos.com pada Selasa (5/12/2023).

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Farida juga melihat ada kesempatan bahwa pendidikan Indonesia bisa menjadi lebih baik dari beberapa negara yang lain. Hal ini dia lihat dari peringkat Indonesia yang masih lebih baik daripada negara-negara lain.

Menurut dia, upaya Indonesia sudah melakukan banyak hal untuk meningkatkan skor PISA. Dia menilai saat Kurikulum Merdeka disusun, pemerintah tengah menyusun sistem pendidikan yang meningkatkan kualitas.

Upaya lainnya juga termasuk penerapan Assesmen Nasional yang memiliki standar seperti PISA sementara UN dihapus, lalu juga ada penguatan pendidikan inklusif dan pemanfaatan teknologi. Kemendikbudristek juga menerapkan Guru Penggerak selama pandemi Covid-19.

Namun, dinamika Covid-19 tetap menghantam sistem pendidikan Indonesia sehingga peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa dilaksanakan secara seragam.

“Apalagi kalau kita berbicara bisa di mana PISA itu fokus pada keterampilan literasi yang dia harus dibangun secara komprehensif melalui budaya yang itu juga terinternalisasi dari eh apa budaya yang kehidupan sosial citizenships-nya gitu ya yang itu menyatu gitu dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak bisa terlepas dari sistem pendidikan di sekolah dengan di masyarakat,” ujar Farida.

Terpisah, Rektor Unisri Sutoyo mengatakan hasil PISA 2022 harus tetap disyukuri meskipun nilainya turun. Dia menyoroti berbagai aspek yang mendorong sistem pendidikan semasa pandemi.

“Faktornya tentunya banyak kalau dari sisi faktor kurikulum ya memang Kurikulum 2020 banyak memberi keleluasaan kepada guru dalam proses pembelajaran dan memberikan peluang kepada peserta didik di dalam mengembangkan potensinya masuk minat dan akan itu menurut saya menjadi salah satu salah satu sebab juga di samping faktor-faktor peserta didiknya sendiri,” ujar Sutoyo saat dihubungi Solopos.com, Rabu (6/12/2023).

Menurut dia, kualitas pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran yang inovatif yang menarik itu juga menjadi faktor sebab kemudian juga tentunya sarana prasarana dan sebagainya.

Semua hal tersebut mendorong Indonesia saat ini untuk memproses transformasi pendidikan itu, baik secara sarana maupun guru dan kurikulum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya