SOLOPOS.COM - Night Market Ngarsapura (Agoes Rudianto/JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO—Sebanyak 73 pedagang Night Market Ngarsapura dinyatakan tidak aktif dan bakal dicoret dari daftar pedagang Ngarsapura.

Peringatan keras ini dilayangkan pihak paguyuban sebagai buntut minimnya keikutsertaan pedagang saat ajang Lebaran kemarin. “73 pedagang itu akan diganti dengan pedagang yang baru,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Night Market Ngarsapura, Sigit Sujatno, Selasa (27/8/2013).

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Menurutnya, tidak aktifnya pedagang itu cukup merugikan. Tidak hanya mengganggu operasional pasar dan merugikan paguyuban, tetapi juga merugikan pedagang-pedagang lain yang sebenarnya berminat berjualan di Ngarsapura.

Setiap Sabtu malam saat Night Market Ngarsapura itu digelar selalu ada 15-20 permohonan dari pedagang luar yang ingin bergabung. Sementara dari catatan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Solo, saat ini ada 52 pedagang yang antre ingin berjualan di Ngarsapura.

“Kebanyakan dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Terlebih setelah Lebaran ini, permintaan masuk Ngarsapura banyak sekali. Maka kami pun mempertimbangkan untuk mengganti pedagang yang tidak aktif dengan pedagang baru.”

Menurut Sigit, barometer ketidakaktifan pedagang terlihat ketika pedagang tersebut tidak berjualan selama tiga hari berturut-turut. Saat Lebaran, pihaknya cukup kecewa karena dari rencana 228 pedagang yang siap berjualan, realisasinya hanya 155 pedagang.

“Event Lebaran adalah momen besar untuk mempromosikan Ngarsapura. Malah tidak berjualan. Itu artinya kan sembilan hari mereka berturut-turut. Maka dari itu, saat ini kami benar-benar ingin meminta keseriusan para pedagang dengan meminta pertimbangan pula dari Dinas Koperasi dan UMKM,” jelasnya.

Kepala Dinkop dan UMKM Kota Solo, Nur Haryani, juga sepakat terkait penggantian pedagang Ngarsapura yang selama ini tidak aktif berjualan.

“Supaya yang lain juga tidak dirugikan.” Tapi pihaknya menegaskan, pencoretan 73 nama pedagang yang disebutkan pihak paguyuban harus dengan persetujuan dinas. Konfirmasi ulang kepada pedagang juga dinilai penting untuk mengetahui alasan kenapa pedagang tidak berjualan, terutama saat Lebaran kemarin.

“Kalau alasannya kuat dan masuk akal, keberadaan pedagang masih bisa dipertahankan.”  Namun, jika memang sudah tidak berkenan untuk berjualan, maka bisa segera diganti. Penggantian pedagang pun harus memenuhi porsi jumlah masing-masing sektor usaha, apakah fesyen, handicraft atau kuliner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya