SOLOPOS.COM - Ilustrasi perubahan iklim. (freepik)

Solopos.com, JOGJA — Kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kian meruncing menyusul tiga calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024 yang telah resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa hari terakhir.

Isu lingkungan diharapkan jadi salah satu konsen yang dibahas para capres dan cawapres. Anak muda menginginkan pemimpin yang membawa gagasan untuk berlangsungan lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Hal ini mengemuka dalam acara Konferensi Pers dan Nonton Bareng Serial Web Pusaka oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) secara virtual di Kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (23/10/2023) malam.

Salah satunya diungkapkan oleh Founder Kertabumi Recycling Center, Ikbal Alexander. Dengan lugas dia menjawab pentingnya memiliki pemimpin yang peduli akan isu lingkungan. Mengingat dengan komitmen net zero emission pada 2060 di Indnesia.

“Pastinya penting, kalau kita melihat komitmen Indonesia di lingkungan. Satu contohnya adalah komitmen net zero emission pada 2060 jadi untuk long time. Maka kita butuh pemimpin yang bisa memastikan komitmen-komiten itu tercapai,” ujar Ikbal.

Selain itu, Ikbal juga menyebut pekerjaan rumah masyarakat Indonesia untuk pengurangan sampah sebanyak 30% pada 2030.

“Tujuh tahun lagi, jadi sangat critical supaya anak muda memilih anak muda memilih pemimpin yang peka terhadap lingkungan,” tambah dia.

Sementara itu, Program Associate BLDF, Dandy Mahendra mengungkapkan hal senada. Dandy menguraikan pemerintah adalah pengambil kebijakan terbesar atas isu lingkungan.

Namun, menurut dia, masyarakat tidak harus menunggu pemerintah untuk peduli lingkungan. Misalnya ia dilakukan BLDF yang terus memberikan inspirasi tentang kepedulian terhadap lingkungan.

Sejak akhir 2018, BLDF melalui gerakan Siap Darling konsisten mengemas berbagai konten positif di media sosial yang memotivasi generasi untuk berbagi inspirasi.

Tidak berhenti di kampanye secara digital, berbagai kegiatan seperti penanaman pohon di kawasan situs sejarah, bersih-bersih sungai, hingga edukasi pengolahan sampah juga dijalankan.

Hingga Oktober 2023, sebanyak 3.313 mahasiswa pelestari lingkungan yang tersebar di 252 kota/kabupaten dan 314 kampus seluruh Indonesia telah terlibat dalam gerakan Siap Darling yang diinisiasi oleh BLDF.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Nunu Anugrah menguraikan saat ini dunia tengah menghadapi triple planetary crisis, meliputi perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Ketiganya saling berkaitan dan sangat mendesak untuk diatasi.

Sementara itu dilansir dari pslh.ugm.ac.id, Jumat (27/10/2023), konsekuensi dari tiga krisis tersebut sangatlah besar bagi umat manusia. Berkisar dari kematian akibat bencana yang berhubungan dengan cuaca (yang telah meningkat lima kali lipat dalam 50 tahun terakhir), dimana setiap tahun telah mengakibatkan 21,5 juta orang mengungsi akibat bencana terkait perubahan iklim.

Ini juga berarti banjir, kekeringan, dan badai yang lebih ekstrem dan lebih sering, yang tidak hanya berarti biaya manusia yang besar, tetapi juga biaya lingkungan dan keuangan yang besar.

Menurut laporan Tahun 2021, salah satu penyedia asuransi terbesar bagi perusahaan asuransi mengungkapkan, perubahan iklim dapat memangkas nilai ekonomi dunia sebesar $23 triliun pada tahun 2050 dengan negara-negara maju seperti AS, Kanada, dan Prancis kehilangan antara enam dan sepuluh persen dari output ekonomi potensial mereka.

Sedangkan bagi negara-negara berkembang, dampak perubahan iklim lebih mengerikan terjadi di Malaysia dan Thailand.

Misalnya, pertumbuhan ekonomi mereka menurun sebesar 20 persen dari apa yang yang ditargetkan pada tahun 2050.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan kepada seluruh pihak, baik pemerintah, kalangan bisnis dan masyarakat harus berkolaborasi, secara bersama sama untuk menghadapinya.

Bagi masyarakat, banyak hal yang dapat dilakukan, antara lain seperti menghemat penggunaan sumber daya, seperti air, listrik dan energi serta tindakan ramah lingkungan lainnya yang dapat meminimalisir terjadinya pemborosan sumber daya alam serta tercemarnya lingkungan hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya