Solopos.com, WONOGIRI – Ribuan guru tidak tetap (GTT) di Wonogiri cuti mengajar selama sepekan mulai hari ini. Hal itu mengakibatkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sejumlah sekolah negeri di wilayah Wonogiri bagian timur kacau balau.
Informasi yang dihimpun Promosi
Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia
Imbasnya, para guru pegawai negeri sipil (PNS) kewalahan lantaran harus mengajar dua-tiga kelas. Proses KBM pun tak maksimal karena sebagian GTT berstatus sebagai guru kelas.
Kepala Sekolah SDN 3 Bulukerto, Dodok Wiyadi, mengatakan para GTT dan pegawai tidak tetap (PTT) di sekolahnya tak masuk kerja selama sepekan. “Saya sendiri mengajar dua kelas yakni kelas III dan V. Saya kewalahan setelah para GTT yang berstatus sebagai guru kelas cuti selama sepekan,” katanya. Menurut dia, para GTT sangat dibutuhkan di setiap sekolah negeri. Kendati penghasilannya minim, namun dedikasi dan integritasnya patut diacungi jempol. Mereka membimbing dan mengajari para siswa tanpa pamrih. Sementara itu, Wakil Ketua Forum GTT Wonogiri, Tri Asmoro, mengatakan aksi cuti bersama tersebut dilakukan agar pemerintah pusat menaruh perhatian terhadap nasib GTT di Indonesia. Mereka rela mengajar di sekolah-sekolah negeri di pedalaman.
Berdasarkan data Forum GTT Wonogiri, jumlah GTT se-Wonogiri berjumlah 4.567 guru. Mayoritas GTT mengajar di sekolah dasar (SD) yakni sekitar 2.000-2.500 guru. Sementara sisanya mengajar jenjang SMP dan SMA sederajat. Sementara jumlah guru pegawai negeri sipil (PNS) di Wonogiri sekitar 5.000 guru. Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri, Siswanto, menjelaskan proses KBM tetap berjalan walaupun sebagian GTT cuti bersama.