SOLOPOS.COM - Ilustrasi KA Prameks (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Penumpang berdesakan di dalam KA Prameks saat jam sibuk. Makin berkurangnya jadwal pengoperasian kereta komuter Solo-Jogja ini disayangkan banyak pihak. 9JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

SOLO — Integrasi transportasi Solo-Jogja yang didamba selama ini tampaknya belum meraih hasil memuaskan. Berkurangnya frekuensi perjalanan kereta api (KA) Prambanan Ekpsres (Prameks) dinilai menjadi ganjalan utama integrasi tersebut. Padahal, koneksi transportasi dua kota tetangga ini sempat menjadi proyek percontohan nasional pada 2010.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Pengamat transportasi publik dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan Prameks selama ini menjadi penopang utama integrasi transportasi Solo-Jogja. Menurut Djoko, terus menurunnya frekuensi perjalanan Prameks berdampak pada macetnya integrasi dua kota tersebut. “Padahal kedua kota telah menyediakan kendaraan pengumpan bagi Prameks yang memadai. Banyak daerah yang ingin meniru konsep ini,” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu (27/1/2013).

Sebagaimana diketahui, saat ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengurangi frekuensi perjalanan Prameks hingga hanya tersisa enam kali perjalanan per hari. Sebelumnya, kereta komuter ini pernah memiliki perjalanan sebanyak 22 kali tiap hari. Kondisi tersebut, menurut Djoko, berpangkal dari kualitas armada Prameks. “Banyak armada yang rusak. Kualitas keretanya tidak cukup bagus.”

Dia menilai tingginya biaya operasional yang ditanggung PT KAI bisa dikurangi dengan mekanisme subsidi. Pemerintah, menurutnya, harus memberi subsidi agar Prameks kembali beroperasi seperti semula. “Di negara manapun, kereta komuter pasti mendapat subsidi pemerintah. Bisa dimintakan dari Pemprov Jateng dan Jogja. Jadi sistemnya patungan,” tuturnya.
Menurut perhitungannya, subsidi untuk Prameks tidak akan lebih dari Rp20 miliar per tahun. Ia menyebut, subsidi bisa diarahkan setiap hari di luar hari libur dan akhir pekan. “Dan khusus pemberangkatan pagi dan sore sesuai jam kerja. Di luar itu bisa tanpa subsidi.”

Sekretaris Daerah Solo, Budi Suharto, mengatakan permasalahan integrasi transportasi berada di pundak PT KAI. Pihaknya tak bisa mengintervensi lebih jauh terkait kebijakan perjalanan maupun subsidi Prameks. “Subsidi jelas sulit karena penumpang Prameks berasal dari berbagai daerah. Nanti akan kami upayakan bantuan subsidi dari pusat.”

Sementara itu, Pejabat Humas PT KAI Daops VI Jogja, Sri Winarto, menyebut minimnya biaya perawatan membuat Prameks rawan rusak. Saat ini, imbuhnya, kereta yang dioperasikan tinggal satu rangkaian. “Yang satu (rangkaian) disimpan untuk cadangan.” Pihaknya mengaku sudah berkonsultasi dengan PT Inka Madiun untuk memperbaiki dua rangkaian lain yang rusak. “Namun ternyata onderdilnya tidak ada.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya