News
Jumat, 5 April 2024 - 15:22 WIB

Narasi Terorganisasi Antipengungsi Rohingya

Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah imigran etnis Rohingya duduk di dalam truk saat relokasi paksa dari tempat penampungan sementara di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Desa Suak Nie, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa (26/3/2024). Sabagian warga Desa Suak Nie melakukan aksi demontrasi dengan tujuan untuk merelokasi paksa 75 imigran etnis Rohingya untuk ditempatkan di Kantor Bupati Aceh Barat. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.

Solopos.com, SOLO — Narasi kebencian terhadap etnis Rohingya yang mendarat di pesisir Aceh berkembang pesat menjelang Pemilu 2024. Narasi itu juga didukung akun-akun pendukung calon presiden (capres). Efeknya belum berakhir meski kontestasi telah usai.

Kamis, 21 Maret 2024, gelombang pengungsi Rohingya kembali tiba di perairan Aceh, tepatnya di Kabupaten Aceh Jaya. Kondisinya jauh lebih mengenaskan daripada gelombang manusia perahu sebelumnya. Perahu mereka terbalik sebelum sampai ke darat dan puluhan orang diperkirakan tewas di lautan.

Advertisement

“Seperti bagaimana kita ketahui dari Oktober 2023, [gelombang] pertama sudah ada pendaratan pertama sampai dengan di Aceh Barat itu, kondisinya [gelombang terakhir] tidak seperti yang lain. Kapalnya terbalik sehingga banyak menimbulkan korban jiwa. Dari informasi total di Aceh Barat [ada] 142 [pengungsi], yang selamat 75, mayat dan yang hilang per hari ini 11 yang ditemukan. Sisanya masih hilang di laut,” kata Protection Associate United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Faisal Rahman dalam melalui panggilan Whatsapp, Jumat, 29 Maret 2023.

Faisal mengapresiasi respons pemerintah daerah (pemda) saat pengungsi berdatangan dalam kondisi buruk. Dia juga menilai penanganan sementara pengungsi di Aceh Barat sudah cukup baik dengan menempatkan para pengungsi di tempat penampungan sementara sambil menunggu penempatan di tempat yang representatif.

“Kebutuhan dasar kita masih utamakan karena pemda tidak punya anggaran, kita ambil alih bersama bersama lembaga lain, UNCR bersama IOM [International Organization for Migration] dan sejumlah CSO [civil society organization] lain,” kata dia.

Warga lokal, khususnya nelayan, terlibat dalam evakuasi pengungsi dari lokasi perahu yang terbalik. Namun, di tengah situasi darurat dan banyaknya korban jiwa, aksi penolakan sebagian warga terhadap pengungsi masih bermunculan meski tak sekencang pada akhir tahun lalu. Disinformasi dan ujaran kebencian di media sosial adalah biang keladinya.

“Di awal-awal ada suara penolakan berbagai masyarakat karena minimnya informasi tentang siapa Rohingnya ini. Terutama mereka menganggap [Rohingya] sebagai imigran ilegal, ada yang menganggap masih diselundupkan dan sebagainya. Ini misinformasi yang menyesatkan masyarakat,” ujarnya.

Penolakan itu masih muncul hingga kini. Tetapi, kata Faisal, seiring waktu berjalan situasi lebih stabil. Masyarakat kini lebih bisa diajak berbicara berdasarkan kemanusaiaan. Mereka diajak menolak terlebih dahulu, baru memikirkan apa yang bisa lakukan bersama untuk menangani pengungsi.

Ini tak lepas dari upaya sejumlah lembaga dan tokoh-tokoh agama setempat yang menyuarakan kewajiban membantu orang dalam kesulitan. Sejarah warga Aceh juga tak lepas dari peran membantu para pengungsi. Jauh sebelumnya, yakni pada 2009 dan 2015, Aceh kerap kedatangan manusia-manusia perahu dalam jumlah besar. Ini didorong oleh adat istiadat berupa hukum laut yang mewajibkan warga membantu siapa pun yang membutuhkan pertolongan di laut. Ada sanksi adat bagi siapa pun yang menolak menolong.

Advertisement

Narasi Kebencian

Suara-suara ini berupaya menyentuh kemanusiaan warga dan melawan narasi kebencian di media sosial, terutama Tiktok. Berlawanan dengan fakta tragis di lokasi pendaratan pengungsi, platform media sosial terpopuler di kalangan generasi Z itu diisi kebencian yang diproduksi akun-akun anonim, akun bot, hingga para influencer dan pendukung capres.

“Kepikiran terus sama pengungsi Rohingya yang mau dikasih pulau. Gimana nasib anak cucu kita nanti.” Kalimat itu muncul dalam sebuah video yang diunggah melalui akun Tiktok Banafsha (@banafsha_acaa) pada 7 Desember 2023 lalu.

Video berdurasi tujuh detik itu hanya menampilkan pemandangan orang-orang yang lalu-lalang di sebuah sudut kota khas Timur Tengah. Pesannya jelas terpampang dalam kalimat itu berikut deskripsi berbunyi “Kepikiran trus gak sihhh??? #tolakrohingnya #usirrohingnya #tolakpengungsirohingya #fyp.”

Pantauan Solopos.com pada Minggu, 24 Maret 2024 pukul 15.30 WIB, video itu telah ditonton lebih dari 30.900 kali dan mendapatkan 1.079 komentar. Mayoritas komentar mengungkapkan dukungan terhadap isi unggahan itu, yakni menyebutkan keresahan serupa. Menurut mereka, kedatangan pengungsi Rohingya adalah ancaman penjajahan baru di Indonesia.

“Dari partai apa yg mau ngasik [memberikan] pulau?” tanya pengguna akun bernama Mas Shoheb (@muhammadsoheb04) dalam kolom komentar.

Sejumlah pengguna akun lain menjawab dengan menyinggung nama calon presiden (capres) dan partai politik. “Mata kau…anies dan pks yg ngebet pro rohingya masuk ke sini…” jawab pengguna akun Truper007.

Advertisement

Seorang pengguna akun Tiktok bernama n1n4 memberikan jawaban serupa dengan menyebut nama akun Anies Baswedan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “@pksejahtera @aniesbaswedan.”

Dua akun Tiktok tersebut, yaitu Banafsha dan n1n4, memiliki kemiripan, yakni sama-sama kerap mengunggah video dukungan untuk capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. Video terakhir yang berisi dukungan terhadap Prabowo muncul pada Sabtu, 17 Februari 2024, atau tiga hari setelah pemungutan suara Pemilu 2024.

Video itu berisi slide show yang memuat flyer dari Narasi TV yang berbunyi “Rekap Real Count Pilpres 2024 dari KPU: 65% Suara Masuk, Prabowo-Gibran Unggul”. Pada bagian atas flyer itu, sang kreator menambahkan kata-kata ejekan untuk Anies dan Ganjar Pranowo, yaitu “Prabowo 1 putaran, Anis & ganjar [Anies dan Ganjar] terserah mau muter brapa kali.”

Kalimat senada juga muncul pada deskripsi video. “Udah 65% nih tapi masih jauh yaa tertinggal #fyp #prabowosubianto #pemilu2024,” tulis pengguna akun dengan lebih dari 15.200 pengikut itu.

Isi akun n1n4 juga tidak jauh berbeda, yaitu memuat sejumlah video dengan konten dukungan untuk Prabowo. Salah satunya adalah video yang diunggah pada 26 Januari 2024 yang berisi pembelaan dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulau Pisau, Kalimantan Tengah, dan petani atas tuduhan kegagalan proyek lumbung pangan atau food estate. Proyek food estate di Kalimantan yang kerap dikritik oleh aktivis lingkungan merupakan garapan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan.

Banafsha bukan satu-satunya kreator konten di Tiktok yang mengunggah narasi negatif dan disinformasi tentang pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh. Ada ribuan konten video yang bertebaran di Tiktok dengan narasi kebencian dan penolakan terhadap pengungsi Rohingya melalui berbagai macam tanda pagar (tagar) seperti #tolakrohingnya, #bubarkanunhcr, #usirrohingnya, dan lainnya.

Tagar #tolakrohingnya muncul dalam 6.113 unggahan, sedangkan #bubarkanunhcr digunakan dalam 4.787 unggahan. Solopos.com berupaya mengunduh data unggahan-unggahan dengan dua tagar tersebut dari platform Tiktok. Tetapi, karena tanpa menggunakan application programming interface (API), hanya ratusan data dari setiap tagar yang berhasil terunduh.

Advertisement

Para Aktor

Video paling awal dengan tagar #tolakrohingnya yang terdeteksi berasal dari akun @timnasbola11 pada 2 Desember 2023. Video tersebut berisi tangkapan layar sebuah berita dari media daring berjudul UNHCR Respons Kapolda Aceh soal Tuduhan Telantarkan Pengungsi Rohingya. Dalam berita itu, Juru Bicara UNHCR Indonesia Mitra Salima Suryono mengatakan pengungsi bisa memberikan kontribusi jika diberi kesempatan. Pernyataan Salima tersebut dijadikan objek kecaman dalam video itu.

“Kontribusi? padahal rakyat sendiri masih banyak pengangguran! ???????? ?????! . #tolakrohingnya #rohingya #indonesia #aceh #malaysia?” bunyi deskripsi video tersebut.

Akun @timnasbola11 hanya satu dari puluhan akun yang menggunakan tagar #tolakrohingya. Akun yang paling banyak menggunakan tagar ini adalah akun @anakbangsa_ygy dengan 90 video. Ada pula akun @ajk08ajk dan @ajk08ajk2 dengan masing-masing 46 unggahan.

Ketiga akun ini memang tidak menunjukkan dukungan terhadap salah satu kandidat dalam Pilpres 2024. Misalnya video-video @timnasbola11 yang didominasi konten dukungan terhadap tim nasional sepak bola Indonesia alih-alih isu politik elektoral. Begitu pula akun @ajk08ajk dan @ajk08ajk2 milik seorang influencer yang kerap menanggapi segala macam isu.

Namun, ada pola pada akun @anakbangsa_ygy yang mirip unggahan akun-akun anonim saat mengembuskan sebuah isu. Setiap unggahannya mendapatkan komentar dari akun-akun dengan ciri khas akun bot, yakni anonim, berstatus privat atau tertutup, sedikit pengikut, dan tidak memiliki ungguhan.

Dari total 6.113 unggahan dengan tagar #tolakrohingnya, hanya data 719 unggahan yang bisa terunduh. Dari jumlah tersebut, terdapat sedikitnya 19 video yang menyebut kata “prabowo” baik dalam deskripsi maupun tagar. Narasi dalam video-video ini hampir mirip satu dengan yang lain, yaitu Prabowo akan mengusir pengungsi Rohingya dari Aceh untuk kepentingan nasional jika memenangi Pilpres 2024.

Sebagai catatan, 19 video tersebut belum mencakup seluruh konten berisi narasi kebencian terhadap etnis Rohingya sekaligus dukungan terhadap Prabowo. Data 19 video tersebut terdeteksi karena memuat kata-kata atau tagar yang menyebut Prabowo. Sementara itu, ada banyak video yang memuat konten serupa tetapi tanpa deskripsi sehingga tidak terdeteksi dalam pencarian dengan teks.

Advertisement

Sejumlah akun aktif mengombinasikan tagar #tolakrohingnya dengan tagar dukungan untuk Prabowo. Mereka adalah akun-akun anonim seperti @dubalang_nagari, @kynanss, @mamak_tigabocil, @partai08, @rakyatnya_pak_jokowi, @soultalker__, dan @west.tanjung. Akun yang paling banyak membuat unggahan tentang Rohingya dan Prabowo adalah @soultalker__ dengan sedikitnya 11 video.

Akun-akun ini menggunakan banyak tagar penolakan terhadap pengungsi Rohingya sekaligus dukungan terhadap Prabowo sebagai capres. Misalnya unggahan akun @dubalang_nagari pada 22 Desember 2023 dengan deskripsi “mantan panglima perang GAM dukung Prabowo”. Unggahan ini menyertakan belasan tagar yaitu #pilpres2024, #prabowo, #saveaceh, #tolakrohingya, #stoprohingya, #prabowogibran, #rohingya, #rohingyaaceh, #rohingyasabang, #rohingyamalaysia, #tolakunhcr, #rohingyatiktok, dan #rohingyaindonesia.

Meski tak terlihat dalam deskripsi, narasi kebencian muncul dalam materi video. Ada dua foto mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka, Muzakir Manaf, yang disertai teks “Semakin Mantab Pilih 02, 02 menang Rohingya PULANG!!!”

Muzakir Manaf dalam video itu dinarasikan mengatakan “usir itu Rohingya dari Aceh!”. Berdasarkan penelusuran Solopos.com, tidak ada jejak digital yang menunjukkan Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017 itu pernah mengucapkan kata-kata tersebut.

Selain terhadap pengungsi Rohingya, akun @dubalang_nagari juga kerap membuat kampanye negatif terhadap pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Salah satunya terlihat dari balasan terhadap pertanyaan “Rohingya kok bisa masuk Indonesia sih, tugas siapa itu kurang ketat??”.

Pengguna akun itu menjawab “tangung jawab PKS dn capres nya bos ,,sampai skrg masih mendukung,,,,, termasuk Jusuf kalla.”

Akun ini juga mengunggah sejumlah video yang secara khusus menyerang Anies dan Ganjar. Salah satunya tangkapan layar artikel berjudul Kongres Ulama Islam Dunia Pesan Waspada Anies Boneka Amerika. Sebagai catatan, isu ini tidak pernah terbukti kebenarannya dan hanya bersumber dari pernyataan Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute.

Advertisement

Di luar 19 video tersebut, video-video lain dengan narasi kebencian terhadap Rohingya dimunculkan akun-akun influencer dengan jumlah pengikut besar yang juga memuat dukungan untuk Prabowo. Salah satunya adalah akun Ali Hamza (@alinezad) yang memiliki lebih dari 1 juta pengikut di Tiktok.

Akun ini sedikitnya mengunggah belasan video berisi narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya. Narasinya hampir sama dengan video-video dari akun lain, yakni menggambarkan etnis Rohingya berperilaku buruk dan mengancam kepentingan warga lokal serta mengutuk UNHCR. Salah satu videonya menarasikan etnis Rohingya merepotkan otoritas Malaysia.

Perspektif ‘Indonesia welcome dengan rohingya karena alasan seiman’ membuat mreka gak berfikir dua kali untuk terus berdatangan kesini. Awalnya Malaysia gitu juga dan sekarang mreka kwalahan melihat tingkah rohingya ini. Gimana pendapat kalian?” bunyi deskripsi video yang muncul pada 27 Desember 2023 itu.

Di luar isu Rohingya, Ali Hamza juga rajin mengunggah video dukungan untuk Prabowo. Video yang di-pin dalam akunnya mengungkapkan kecintaannya kepada Prabowo.

Pak Prabowo, bapak menjadi satu satunya capres yang saya doakan dalam shalat saya. Menjadi satu satunya capres yang bisa mengucurkan air mata saya. Dan Inshallah menjadi satu satunya presiden yang saya banggakan,” bunyi deskripsi video yang diunggah pada 14 Februari 2024 itu.

Sementara itu, tagar #bubarkanunhcr secara spesifik dimotori oleh akun-akun anonim seperti @anakbangsa_ygy dan @antiunhcr1 yang khusus mengunggah video-video anti-Rohingya. Akun @antiunhcr1 sedikitnya mengunggah 84 video tentang isu Rohingya, akun @anakbangsa_ygy mengunggah sedikitnya 54 video, akun @timnasbola11 sebanyak 34 video, dan akun influencer @allinezad dengan 18 video.

Solopos.com meminta tanggapan dari Ali Hamza dengan mengajukan permintaan wawancara melalui surat elektronik pada 26 dan 28 Maret 2024 dan 2 April 2024. Namun, tiga kali permintaan wawancara yang dikirim ke akun alinezad.id@gmail.com itu tidak mendapatkan respons hingga berita ini ditulis.

Advertisement

Politisasi

Disinformasi yang beredar umumnya seragam, misalnya pengungsi Rohingya dinarasikan mengambil jatah makan warga. Koordinator Project Jesuit Refugee Service (JRS) Indonesia Aceh, Hendra Saputra, mengungkapkan isu ini awalnya muncul bersama narasi banyak warga lokal yang miskin. Ada pula narasi bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) diserap untuk penanganan pengungsi Rohingya.

“Narasi ini sudah terbantahkan dengan beberapa statement yang dikeluarkan oleh pejabat publik Aceh misal mengatakan tidak ada anggaran untuk penanganan pengungsi,” kata Hendra dalam media briefing Merespons Situasi dan Kondisi Terkini tentang Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh, Kamis, 28 Desember 2023.

Setelah isu ini terbantahkan, narasi kebencian kemudian bergeser tentang perilaku pengungsi Rohingya yang dicitrakan tidak baik. Citra ini dibangun terus-menerus termasuk isu pelecehan seksual oleh pengungsi terhadap orang-orang Aceh. Padahal, kata Hendra, setelah dicek di lapangan tidak pernah terjadi pelecehan seksual seperti dalam narasi itu.

Isu berikutnya yang terus digoreng adalah pengungsi Rohingya akan menguasai tanah di Aceh. Padahal, isu itu juga tidak pernah terbukti dan tidak masuk akal.

“Cuma kita lupa hari ini tanah-tanah di Aceh malah lebih banyak dikuasai oleh investor-investor asing yang yang kita sama-sama lihat sudah banyak menjadi kebun sawit dan yang menyebabkan banjir di mana-mana. Tetapi ini enggak pernah ada yang protes,” kata Hendra.

Akun-akun pendukung Prabowo bukan bukan satu-satunya kelompok menyebar konten kebencian terhadap pengungsi Rohingya. Menjelang Pemilu 2024, pendukung dua kubu pendukung dua pasangan capres lainnya, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, juga ikut melakukan hal serupa. Meski demikian, dalam data yang ditemukan Solopos.com, jumlah mereka tak sebanyak akun-akun pendukung Prabowo.

Di kelompok pro-Anies, ada akun @pendosa.4 yang mengunggah konten anti-Rohingya kali pertama pada 9 Desember 2023. Video itu berisi disinformasi dengan narasi bahwa UNHCR dan PBB dikendalikan oleh negara adikuasa. UNHCR dinarasikan memiliki misi melawan “perjuangan” warganet Indonesia yang anti-Israel dengan mengirim pengungsi Rohingya ke Indonesia.

Akun ini sedikitnya mengunggah tujuh video anti-Rohingya dan UNHCR di Indonesia. Selebihnya, akun anonim itu mengunggah sejumlah video dukungan untuk Anies dan anti-Prabowo.

Di kelompok akun pendukung Ganjar, ada akun @fransiskasarireal milik influencer Fransiska Sari yang beberapa kali mengunggah video anti-Rohingya. Salah satu video anti-Rohingya paling awal dari akun ini muncul pada 4 Desember 2023.

“Lebih baik menampung warga Palestina, warga Gaza, daripada Rohingya, ya kan. Warga Indonesia bersatu yok, daripada menampung warga Rohingya, mendingan menampung warga Palestina. Ganteng-ganteng, ya kan. Siapa tahu keturunanku ikut ganteng,” kata Fransiska dalam video itu.

Isu Rohingya menjadi komoditas politik para pendukung capres menjelang akhir Desember. Pada 22 Desember 2023 dalam acara Desak ANies di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Anies menyebut Indonesia bisa menampung pengungsi Rohingya di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Dia merujuk pengalaman Indonesia menampung manusia-manusia perahu dari Vietnam pada dekade 1970-an untuk menjauh dari Perang Vietnam.

Ucapan Anies diikuti naiknya eskalasi perbincangan tentang isu Rohingya sejak 26 Desember 2023. Pembicaraan itu dipicu unggahan akun Twitter @sosmedkeras yang mengamini ucapan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto soal Rohingya yang berlawanan dengan narasi Anies.

Pada hari itu, Prabowo mengunjungi Aceh dan ditanya wartawan tentang penanganan pengungsi Rohingya. Prabowo menyebut Rohingya merupakan masalah dunia atau menyangkut beberapa negara sehingga Indonesia harus mendekatinya dengan sikap dan pendekatan yang integralistik.

Tetapi, lanjut dia, langkah yang paling diutamakan adalah kepentingan rakyat Indonesia sendiri. Kata dia, masih banyak rakyat di Nusantara yang hidupnya susah. “Masih banyak rakyat kita yang hidupnya masih susah,” ujar Prabowo yang dilansir Antara.

Jadi, kata Prabowo, tidak begitu adil jika menerima semua pengungsi itu dan menjadi beban, walaupun dari segi kemanusiaan Indonesia memiliki rasa solidaritas ingin membantu dan sebagainya. “Jadi ini perlu suatu pendekatan yang integralistik, tetapi sekali lagi di ujungnya, kita harus menjaga kepentingan bangsa dan rakyat kita,” kata Prabowo saat itu.

Sehari kemudian atau Rabu, 27 Desember 2023, narasi kebencian mewujud menjadi aksi fisik saat ratusan mahasiswa Aceh menyerbu tempat penampungan sementara lebih dari 100 pengungsi Rohingya. Para mahasiswa itu memaksa etnis minoritas Myanmar yang teraniaya itu meninggalkan tempat tersebut. Pada saat yang sama, narasi kebencian terhadap Rohingya terus bermunculan khususnya di Tiktok.

Solopos.com telah mengirimkan permintaan wawancara kepada Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak, melalui pesan Whatsapp pada 30 Maret 2023. Namun, hingga berita ini diunggah pada Jumat, 4 April 2023, pesan tersebut tidak direspons.

Terorganisasi

Pakar media sosial dan pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menilai munculnya akun-akun anonim yang khusus mengunggah video anti-Rohingya seperti @antiunhcr1 menunjukkan upaya terorganisasi untuk membentuk opini menolak pengungsi asal Rakhine State, Myanmar itu. Dari namanya, akun itu juga menunjukkan upaya mendegradasi UNHCR yang mengurus pengungsi.

“Kalau niat bikin akun dengan nama tadi [@antiunhcr1] berarti terorganisir. Kalau sudah ada akun anti-UNHCR, berarti ada upaya khusus untuk mendegradasi UNHCR dan Rohingya,” kata dia kepada Solopos.com melalui panggilan Whatsapp, Rabu, 27 Maret 2023.

Di Twitter, Ismail mencatat isu itu muncul sejak awal Desember 2023. Berdasarkan pantauan Drone Emprit, tagar #Rohingya kali pertama naik ke daftar trending topic Indonesia pada 3 Desember 2023 pukul 14.19 WIB dan terus bergerak naik menduduki posisi ketiga pada 7 Desember 2023 pukul 02.09 WIB.

Isu anti-Rohingya tersebut digerakkan melalui akun-akun menfess dan confess—istilah untuk akun-akun berisi obrolan anonim di media sosial. Sejalan dengan temuan Solopos.com di Tiktok, Ismail mengakui konten-konten anti-Rohingya di Twitter didukung oleh akun-akun pendukung Prabowo.

Meski demikian, Ismail mengaku sulit mengetahui siapa aktor di belakang akun-akun tersebut meski sebelumnya muncul dugaan ada agenda politis di balik kampanye antipengungsi Rohingya. “Itu digerakkan oleh enggak tahu siapa, tetapi pakai akun-akun fanbase. Yang men-support itu akun pendukung Prabowo,” kata dia.

Dia juga tidak bisa menyimpulkan apa motif penyebaran ujaran kebencian terhadap Rohingya yang terorganisasi itu. Sempat muncul dugaan isu ini sengaja digerakkan menjelang debat calon presiden pada 7 Januari 2024 yang salah satunya mengangkat isu pertahanan nasional. Namun, kata dia, dugaan itu sulit dibuktikan lantaran isu Rohingya absen dalam debat.

“Kalau motif awalnya kita enggak tahu. Dugaan awal waktu itu kenapa kok ada pendukung Prabowo, itu kan diduga ada debat pilpres yang isunya pertahanan. Tapi kita enggak bisa membuktikan karena isu Rohingya tidak muncul dalam debat,” kata Ismail.

Meski demikian, berbeda dari situasi di Tiktok, narasi kebencian terhadap Rohingya di Twitter pada akhirnya terbendung dengan banyaknya warganet yang melakukan perlawanan. Sejumlah akun dengan pengikut besar seperti @neohistoria_id, @Greschinov, dan @bandacatturas berupaya meluruskan fakta pengungsi Rohingya sebagai korban genosida oleh junta militer Myanmar dan membuka kemanusiaan warga Indonesia.

“Peta SNA [social network analysis] di Twitter [memperlihatkan] mereka [kelompok anti-Rohingya di Twitter] lebih kecil dan yang mendukung lebih besar. Itu membantu menyelamatkan muka netizen Indonesia,” tutupnya.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Aceh, Azharul Husna atau Nana, menilai ujaran kebencian dan disinformasi tentang Rohingya telah memicu konflik fisik berupa pengusiran oleh mahasiswa di Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Rabu, 27 Desember 2023 lalu.

“Ini teruji dari pernyataan beberapa mahasiswa yang ikut dalam demonstrasi tersebut. Jadi ketika [mahasiswa] ditanya mengapa ikut demonstrasi tersebut, alasan ketidaksukaannya terhadap pengungsi Rohingya itu, [mereka] tidak dapat menjawab dengan pasti. Dan yang disampaikan itu seperti informasi-informasi di media sosial,” kata Nana dalam media briefing Merespons Situasi dan Kondisi Terkini tentang Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh, Kamis, 28 Desember 2023.

Menurutnya, pemerintah dan otoritas terkait di Aceh perlu memitigasi potensi konflik horizontal dan persekusi lanjutan karena masifnya ujaran kebencian dan disinformasi tentang pengungsi Rohingya. Stereotip tentang Rohingya sudah terbentuk dengan kuat karena dominasi narasi tersebut di media sosial.

Kontras Aceh juga menemukan bagaimana narasi-narasi itu terorganisasi di media sosial. Nana menyebut ada puluhan akun yang umumnya tanpa pengikut dan tidak memiliki unggahan di dalamnya.

“Jadi ini mengingatkan kita pada situasi Pemilu 2019 rekan-rekan sekalian di mana narasi kebohongan dan ujaran kebencian itu bekerja cukup masif yang membuat orang sesama saudara keluarga kemudian saling membenci. Bahkan tidak membiarkan ada saudara yang meninggal itu dikuburkan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif