SOLOPOS.COM - Peserta Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya dilepas di lapangan TMP Kusumanegara, Selasa (16/12/2014). (Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Sebanyak 200 lebih prajurit dari berbagai satuan TNI Angkatan Darat di bawah jajaran Kodam IV Diponegoro melakukan ritual jalan kaki sejauh 250 kilometer. Perjalanan yang dikenal dengan istilah Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya tersebut ditempuh selama tiga hari tiga malam. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com, Ujang Hasanudin.

Ratusan perajurit akan menyusuri rute-rute bekas persinggahan Panglima Besar Jenderal Sudirman di DIY sebagai napak tilas di hari peringatan Peleton Infanteri atau Hari Juang Kartika. Perjalanan dimulai, Selasa (16/12/2014) dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Jalan Kusumanegara, Jogja, sekitar pukul 08.30 WIB. Rombongan pejalan kaki dibagi dalam beberapa kelompok.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Masing-masing kelompok yang terdiri dari 37 prajurit secara estafet akan menggantikan posisi jalan kaki di pos yang sudah ditentukan. Mereka akan melintasi 11 pos selama perjalanan.

Tidak hanya prajurit, para perwira pertama, perwira menengah, dan perwira tinggi TNI termasuk Komandan Korem 072 Pamungkas Brigadir Jenderal MS Fadhilah ikut mengantarkan para perajurit hingga sejauh sekitar 3,5 kilometer dari TMP Kusumanegara hingga Blok O Banguntapan Bantul.

“Pelaksanaan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya merupakan kegiatan tradisi yang tiap tahun dilaksanakan oleh satuan TNI AD sebagai sebagai wujud penghormatan dan penghargaan terhadap jasa para pahlawan dalam berjuang,” kata Komandan Korem 072 Pamungkas Brigadir Jenderal MS Fadhilah di TMP Kusumanegara.

Fadhilah mewakili Pangdam IV Diponegoro Mayor Jenderal Bayu Purwiyono menekankan agar para prajurit bisa meresapi, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan pahlawan bangsa, baik dalam pola berpikir mau pun pola bertindak.

Dia mengungkapkan, pada 15 Desember 1945, sebuah peristiwa terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa itu memberikan pesan penting bahwa dengan tekad kuat, semangat, meski perlengkapan senjata perang minim, TNI bersama rakyat dapat memenangi pertempuran melawan Belanda.

Saat itu memang belum ada istilah TNI, melainkan rakyat yang membentuk barisan pertahanan, salah satunya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di masing-masing wilayah.

Oleh karena itu, Fadhilah melanjutkan, Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya akan mengawal panji-panji simbol Korp Infanteri dilakuka guna menggelorakan semangat patriotisme para pahlawan.

“Kegiatan ini harap dijalankan dengan penuh tanggungjawab dan penghayatan,” ujar pria yang pernah menjadi ajudan wakil Presiden Budiono 2009-2010 lalu ini.

Komandan Resimen Induk Militer (Rindam) Kodam IV Diponegoro Kolonel Mochammad Hasan menambahkan, rute yang akan dilalui peserta mulai dari Kota Jogja, Sleman, Gunungkidul melalui pesisir pantai selatan, selanjutnya ke Kulonprogo.

Tidak hanya 200 prajurit TNI yang ikut Pleton Beranting, namun, peserta dari pelajar juga akan disertakan dibagian akhir kelompok pejalan kaki. Selama perjalanan peserta tidak dibolehkan istirahat kecuali di pos-pos yang sudah ditentukan. Saat menyantap perbekalan pun peserta akan disuapi oleh pemandu karena peserta dilarang duduk.

Menurut dia, selain meresapi nilai pahlawan dalam kegiatan ini juga peserta akan melakukan bakti sosial ketika peserta melintasi kawasan penduduk masyarakat.

“Kegiatan ini bagian dari rangkaian hari Juang Kartika. Puncak acara akan digelar di Alun-alun Wonosari Gunungkidul yang dihadiri Pangkostrad, Danjen Kopasus, Dankavaleri,” kata Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya