SOLOPOS.COM - Luhut B. Pandjaitan saat masih menjabat Menko Polhukam didampingi sejumlah menteri menjelaskan langkah-langkah penanganan bencana kabut asap, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (23/10/2015) siang. (Setkab.go.id)

Munaslub Golkar kian panas. Isu dukungan Luhut ke Setnov dikait-kaitkan dengan kasus papa minta saham.

Solopos.com, JAKARTA — Inisiator muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengklarifikasi isu dukungan pemerintah kepada Setya Novanto sebagai salah satu bakal calon ketua umum Partai Golkar.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Di tengah persiapan Munaslub Golkar yang akan jadi ajang pertarungan delapan calon itu, berembus kabar yang menyatakan bahwa Setya Novanto didukung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dukungan itu disalurkan melalui menterinya, Luhut Binsar Pandjaitan.

Meski tim sukses Novanto, Nurul Arifin, membantah kabar tersebut namun rupanya Doli menuturkan adanya dukungan itu bukanlah hoax belaka. “Akhirnya mulai terbuka, bahwa benar pencalonan Novanto didukung oleh Menkopolhukam, Luhut Pandjaitan,” ujarnya kepada Bisnis/JIBI, Senin (9/5/2016).

Ketua DPP Partai Golkar itu menyayangkan apa yang beredar di pemberitaan media berbeda dengan fakta yang ada. “Tapi yang cukup disayangkan ternyata dukungan itu adalah dukungan pribadi dan bukan seperti yang diberitakan selama ini bahwa Novanto didukung oleh Pak Jokowi,” paparnya.

Hal tersebut, ujarnya, dipertegas oleh pernyataan Juru Bicara Kepresidenan, Johan Budi. Doli memandang dalam dukungan tersebut, ada upaya pencatutan nama Presiden Jokowi yang kemudian menjadi bahan jualan kampanye ke DPD-DPD.

“Cara-cara tersebut adalah cara-cara yang tidak ‘gentle’ dan tidak fair dan cara itu sangat mengganggu proses demokrasi di tubuh partai. Cara itu juga dapat mereduksi visi, misi, dan gagasan yang seharusnya menjadi preferensi para pemegang hak suara. Alih-alih punya konsep buat kemajuan Golkar, malah mengedepankan pengaruh uang dan kekuasaan,” tukasnya.

Menurutnya, hal tersebut jelas akan berdampak buruk buat pembangunan Partai Golkar ke depan. Mengingat Luhut memiliki hubungan sangat dekat dengan mantan ketua DPR tersebut.

“Memalukan! Kalau Pak Luhut ya tentu punya kepentingan untuk mendukung Novanto. Seperti yang sudah diketahui publik, mereka berdua kan punya hubungan ‘spesial’, terutama yang paling fenomenal adalah terkait isu ‘Papa minta Saham’ PT Freeport.”

Doli mempertanyakan apakah dukungan Luhut Pandjaitan kepada Setya Novanto merupakan dukungan sebagai sahabat atau karena alasan lain. Baginya akan sangat disayangkan jika dukungan Luhut kepada Novanto bertujuan untuk mengamankan Novanto dari jeratan hukum terkait kasus “papa minta saham” PT Freeport Indonesia.

“Persoalannya kemudian adalah dukungan itu adalah bentuk dukungan sebagai teman biasa atau ada kaitan konspirasi ‘pengamanan’ urusan bisnis dan kekuasaan, seperti yang mereka sudah tunjukkan sebelumnya. Kalau hal itu yang terjadi, maka upaya untuk bangkit dan mengembalikan kejayaan partai hanya tinggal mimpi. Partai ini akan tersandera dengan kepentingan orang-orang tertentu saja. Apakah kita sebagai warga partai rela kehilangan hak kita dikebiri oleh kepentingan beberapa orang saja?” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengaku kecewa dengan adanya isu tersebut. Menurutnya, dukungan Luhut kepada Novanto adalah hal yang wajar mengingat Luhut maupun wapres Jusuf Kalla merupakan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar.

“Dukungan bagi para calon ketum, kami selalu koordinasi dengan dua tokoh eksekutif pak JK dan Pak Luhut sebagai Wakil Ketua Wantim, saya selalu lalukan komunikasi dengan dua tokoh senior ini untuk minta pandangan dan masukan,” ujarnya.

Yorrys juga menuturkan dalam proses pemilihan calon ketua umum, pemerintah tidak memihak salah satu dari kedelapan bakal caketum itu. “Tapi beliau [Presiden] netral, semua mencari dukungan itu biasa, kenapa tidak kalau komunikasi dengan Presiden,” tuturnya.

Soal dukungan Luhut secara pribadi, Yorrys tidak ingin banyak berkomentar. Dia menganggap meski ada dukungan tersebut namun tidak memiliki pengaruh di dalamnya. “Tanya saja beliau. Beliau kalau memberi dukungan kan beliau tidak punya hak pilih, semua ada mekanisme internal. Itu rumor. Sensasi aja,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya