SOLOPOS.COM - Jokowi dan Mega Berdampingan saat pembukaan Munas II Partai Hanura di Solo, Jumat (13/2/2015) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A.)

Munas Hanura menyisakan tanda tanya atas hubungan Jokowi-Mega. Keduanya tak tampak akrab bertegus sapa meskipun lebih dari dua jam duduk berdampingan.

Solopos.com, SOLO — Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri terkesan berhubungan baik kala datang bersama dan duduk berjajar dalam Musyawarah Nasional (Munas) II Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Diamond Solo Convention Center, Jumat (13/2/2015) malam. Tetapi, mengapa keduanya tak bertegur sapa kala lebih dari satu jam duduk bersebelahan?

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hubungan harmonis yang mereka bangun dengan bersama-sama datang ke Munas Hanura memang tak terlihat dalam perilaku. Selama lebih dari satu jam di aula tersebut, Jokowi dan Megawati hanya berdialog sekali. Dialog itu pun hanya berlangsung kurang dari satu menit. Dialog itu terjadi saat pertunjukan fragmen wayang orang dengan lakon Leburnya Angkara Murka yang dimainkan penari Sanggar Hati Nurani Solo.

Jokowi yang memakai kemeja lengan panjang batik tiba-tiba merebahkan tubuhnya ke kanan dan membisikan sesuatu di telinga Presiden IV RI. Megawati yang mengenakan kemeja merah berkombinasi hitam hanya menganggukkan kepala. Setelah itu mereka tak bertegur sapa lagi sampai acara pembukaan Munas Hanura itu berakhir.

Perhatian mereka terlihat fokus pada rangkaian acara Munas Hanura. Sesekali Megawati mengepalkan tangan dan didekatkan ke mulut saat batuk. Megawati justru beberapa kali berdialog dengan Ganjar Pranowo di sebelah kanannya. Jokowi pun beberapa kali juga berbicara dengan Wiranto di samping kirinya.

Saat didaulat menyampaikan sambutan, Jokowi cukup membungkuknya badan sedikit sebagai ekspresi tubuh meminta izin untuk naik ke podium. Seusai pidato pun, Jokowi kembali membungkukkan badan seperti orang Jepang memberi hormat. Tak ada jabat tangan antara Jokowi dan Megawati selama acara tersebut. Namun, saat ke luar ruangan, Jokowi tak didampingi Megawati lagi. Hanya Wiranto yang setia mendampingi Presiden hingga masuk lift ke lantai II.

Jokowi dan Megawati duduk di deret paling depan. Di sisi kiri ada Ketua Umum Partai Hanura Wiranto bersama istrinya dan Bendahara Umum Partai Hanura Bambang Sudjagad. Di sebelah kanan Megawati terdapat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Sejumlah pimpinan parpol lainnya, seperti Muhaimin Iskandar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Anies Matta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Surya Paloh dari Partai Nasdem, dan M. Romahurmuziy dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), serta Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin berada di deret terdepan sisi kiri Jokowi. Sementara, Agung Laksono dari Partai Golkar versi Munas IX Ancol, Sutiyoso dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), tokoh Partai Golkar Nurdin Halid, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof. Jimly Asshiddiqie beradai di deret terdepan di sisi kanan Presiden.

“Saya setiap hari bertemu Bu Mega [Megawati]. Mengganjal apanya?” kata Presiden Jokowi saat ditanya Solopos.com soal adanya hubungan Jokowi dan Megawati terkait dengan persoalan calon Kapolri Komjen Pol. Budi Gunawan, seusai pembukaan Munas Hanura tersebut.

Jokowi berulang-ulang menyatakan akan mengambil keputusan secepatnya terkait status Budi Gunawan. Presiden menyebut ada enam nama calon Kapolri baru dari hasil pertemuan dengan Kompolnas. “Secepatnya diputuskan. Secepat-cepatnya. Nanti dilihat saja. Nama-nama itu belum sampai ke saya. Saya hanya baca di koran,” ujar Jokowi.

Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan komunikasi Megawai dengan Jokowi berjalan dengan baik. Hasto mengatakan tidak ada penghianatan, PDIP loyal kepada bangsa dan negara. Dia berkilah tentang munculnya juru runding Aria Bima terkait hubungan Mega-Jokowi.

“Tidak ada yang genting di PDIP. Tentunya Pak Aria Bima di dalam tim kampanye menjadi bagian dari tim pemenangan. Jadi, hal yang wajar bila Pak Aria Bima bertemu dengan Pak Jokowi, tapi tidak dalam kapasitas beliau sebagai juru runding. Ya, karena tidak ada yang dirundingkan, tidak ada yang dilobikan. Mengelola negara itu dengan konstitusi dan ketaatan kepada undang-undang,” kata Hasto saat ditemui wartawan di DPC PDIP Solo, Jumat siang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya