Solopos.com, JAKARTA -- Transportasi dan mobilisasi menjadi salah satu faktor penyebab utama penularan virus corona. Persebaran mobilitas pemudik juga berpotensi melahirkan pusat penularan baru di daerah.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono. Menurut Agus, transportasi dan mobilisasi berpotensi penularan corona. Hal ini dianggap sebagai penyebab utama penularan virus corona.
Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%
"Dari hal-hal kecil bertemu bersalaman kemudian mobilisasi naik transportasi, sarana transportasi. Berlama-lama berkerumun lalu turun di pelabuhan, terminal, bandara. Kemudian, menyebarkan ke tujuan perjalanan. Ini adalah siklus sulit dideteksi penularannya, tetapi itu terjadi,” kata Agus, sebagaimana dilansir Antara, Selasa (14/4/2020).
Muncul Dentuman Misterius di Sleman Dini Hari Tadi, Warga Kaitkan dengan Merapi
Kendati demikian, untuk mencegah mobilitas, Agus merekomendasikan pemerintah mengkampanyekan jangan mau jadi orang dalam pemantauan (ODP). Hal itu demi keselamatan keluarga di kampung.
Tak hanya itu, pemerintah juga perlu memberikan bantuan langsung tunai (BLT) dalam bentuk bahan pokok dan uang. Masih ditambah dengan voucher komunikasi sebagai kompensasi kangen mudik.
Menurut Agus, apabila angkutan umum benar-benar diberhentikan beroperasi, akan ada lonjakan penyewaan angkutan pribadi. Hal ini justru mempercepat penularan corona di daerah tujuan.
Cek! Ini Jadwal Pemadaman Listrik di Solo, Rabu (15/4/2020)
Potensi Penularan Baru di Daerah
MTI juga menyatakan ada 1,3 juta orang di Jabodetabek yang berpotensi mudik. Jika hal itu terjadi, sejumlah daerah terancam menjadi pusat penularan baru.
"Berdasarkan hasil rapat dengan Kemenhub, sekitar 900.000 orang sudah mudik sisanya tinggal 2,6 juta yang belum pulang," kata Agus.
Gang Masuk Kampung Pasien Positif Corona Sragen Sempat Di-lockdown
Dari 2,6 juta orang itu, lanjut Agus, separuhnya terdiri atas PNS, pegawai BUMN, BUMD yang mendapat instruksi dilarang mudik oleh presiden. Artinya, masih ada 1,3 juta orang yang berpotensi mudik.
Persebaran mobilitas mudik dan daerah yang berpotensi mejadi pusat penularan baru itu meliputi Jawa Barat 13 persen, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 41 persen, Jawa Timur 20 persen, Lampung serta Sumatera Selatan delapan persen.
Di Tengah Pandemi Corona, Petani Pati Didorong Terus Jaga Produksi
"Ini lah yang perlu dilihat dampak mudik di Jateng, Jatim, dan Jabar, DIY jadi deerah ODP atau penularan baru atau daerah wabah baru kalau misalkan mudik ini tidak ditangani pemerintah," tutur Agus.