SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Wacana pemindahan ibu kota direspons secara serius oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai salah satu opsi mengurangi kemacetan di Jakarta. Namun, pemindahan ibu kota itu sebenarnya tidak akan banyak menolong problem kemacetan di kota yang telah berumur 483 tahun ini.

“70 Persen aktivitas berlalu-lintas di Jakarta itu sangat tergantung oleh sektor jasa, keuangan, dan perdagangan, bukan kegiatan pemerintahan. Sehingga usaha memindahkan Ibu Kota itu, dugaan kami, tingkat daya untuk mengurangi kemacetan akan sangat terbatas,” ujar Danang Parikesit, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Senin (6/9).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Namun, Danang menyambut baik rencana Presiden SBY untuk mambahas wacana pemindahan ibu kota itu bersama anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II beserta pakar yang kompeten. Hal itu supaya jelas bagaimana untung rugi dan plus-minusnya bila ibu kota RI dipindah dari Jakarta.

“Kalau mengurangi kemacetan itu jelas ada, tapi sedikit. Nah apakah itu sepadan dengan pemindahan ibu kota yang memerlukan kekuatan fiskal yang cukup besar. Pemindahan ibu itu kota itu tidak cuma memindah gedung, tapi pegawai, administrasi, dan sebagainya. Jelas itu biayanya banyak,” sambung Danang.

Sampai saat ini, Danang sendiri masih percaya kemacetan di Jakarta sesungguhnya bisa ditanggulangi. 17 poin langkah pemerintah untuk menghilangkan macet seperti yang dihasilkan dalam rapat di Kantor Wapres Boediono dinilainya sangat bagus. Hanya implementasinya yang harus dijaga, supaya terkendali dan tetap sesuai target.

Seperti diketahui, Boediono mengundang sejumlah menteri terkait, Pemprov DKI Jakarta, serta Direktur Mass Rapid Transsit (MRT) untuk membahas kemacetan. Di antara keputusan yang dihasilkan itu adalah penerapan electronic road pricing (ERP), penambahan koridor busway, pembangunan MRT, pengaturan ulang jadwal KRL, serta pembuatan double track untuk KA sampai ke Cikarang.

dtc/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya