SOLOPOS.COM - (Istimewa) Gema Paku Bumi, 23, berpose bersama brownies hasil kreasinya. Alumnus Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) angkatan 2008 ini sukses menjalankan usaha cake dan bakery sejak lulus kuliah.

(Istimewa)
Gema Paku Bumi, 23, berpose bersama brownies hasil kreasinya. Alumnus Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) angkatan 2008 ini sukses menjalankan usaha cake dan bakery sejak lulus kuliah.

Usaha balas budi. Tiga kata itulah yang kiranya layak untuk menggambarkan usaha yang dirintis Gema Paku Bumi, 23. Sejak semester awal kuliah, Gema sudah hobi berjualan. Awalnya, ia menitipkan sekotak brownies di warung dan indekos di sekitar kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Karena cukup laris di pasaran, ia kemudian melanjutkan usaha itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Setelah saya datang ke pabriknya, saya baru sadar bahwa kue brownies yang saya jual itu bahan-bahannya kurang sehat. Dari situ saya bertekad membuat brownies sendiri yang lebih aman bagi kesehatan,” ujarnya saat berbincang bersama Espos, Minggu (21/1/2013).

Ia menceritakan produk brownies yang ia jual ke mahasiswa itu ternyata banyak menggunakan bahan minyak dan pemanis buatan. Ia merasa bersalah telah menjual makanan yang kurang sehat. Ia pun akhirnya bertekad untuk belajar membuat brownies dan menggunakan bahan makanan yang lebih sehat. Dengan jalan itu, ia merasa kesalahannya di masa lampau dapat terbayar.

Cukup lama Gema bereksperimen dengan berbagai bahan dan teknologi alami untuk membuat kue berbahan dasar cokelat itu. Salah satunya adalah dengan pengawetan alami serta tanpa pemanis buatan. Merek dagang yang ia pakai sekarang bernama Mr Brown Bakery. Brownies itu diproduksi di Klaten. Saat ini, Mr Brown Bakery menyetor 50 box per hari untuk 15 agen di Jogja, Solo dan Klaten.

Ada dua segmen pasar yang dibidik dalam usahanya itu yaitu menengah ke atas dan menengah ke bawah. Untuk kelas menengah harga brownies dipatok Rp12.000/kotak. Sedangkan untuk kelas menengah ke atas, harga brownies dibanderol Rp25.000-Rp40.000/kotak.

Saat ini, Gema mempekerjakan lima orang karyawan. Setelah sukses menjual brownies, kreativitasnya tidak berhenti. Ia mengawinkan dua jenis makanan berbeda ia manfaatkan untuk mengembangkan usahanya. Inovasi itu ia terapkan dalam produk bakery dan cake seperti donat brownies (donis), pokis brownies, pudding brownies (punis) dan rainbrownies. Ia juga melayani pembelian pesan-antar melalui telepon dan situs Facebook Mr Brown Bakery.

Gema mengaku modal awal usahanya hanya Rp160.000. Ia mengumpulkan sedikit demi sedikit peralatan membuat kue seperti mixer dan oven. Permodalan usahanya itu juga terbantu dengan dana program kewirausahaan dari UNS.

“Awalnya sempat malu juga menawarkan brownies ke kos-kos. Tapi akhirnya luwes sendiri saat menawarkan produk sampai sekarang,” tuturnya.
Setelah cukup lama bergelut di dunia kuliner, Gema ingin terus memajukan usahanya. Ia enggan mencari pekerjaan lain. Usahanya saat ini pun ia jadikan pekerjaan utama. Rencananya, ia juga akan bekerja sama dengan investor di Klaten.

“Orang usaha itu pasti gagal dulu. Ya dihabiskan dulu semua kegagalan itu. Kalau kita tidak menyerah pasti selalu ada jalan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya