SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Arak-arakan pengendara sepeda motor ber-CC besar atau dikenal dengan istilah Motor Gede (Moge) kerap melahirkan cerita miris di masyarakat. Layaknya seorang tamu Very Important Person (VIP) pengendara umum di jalan harus menepi bila arak-arakan Moge lewat, baik tanpa pengawalan aparat maupun dengan pengawalan aparat.

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

Namun beberapa Moge yang hendak menghadiri acara Jogja Bike Rendezvous (JBR) Sabtu-Minggu (28-29/4/2012) di Jogja Expo Center (JEC) justru memakan korban, yaitu Parlan Hadi Pranoto, warga Dusun Depok 2, Kecamatan Panjatan. Kakek 16 cucu itu. harus meregang nyawa setelah motornya diserempet dan ditabrak dua Moge secara berurutan.

Motor pertama Harley Davidson B 3000 DZ yang dikendarai oleh HH, 44 warga Bandung Jawa Barat, menyerempet motor Yamaha Mio korban. Disusul kemudian, hantaman Harley Davidson B 6060 SES yang dikendarai oleh DD, 45, Kamis (26/4/2012).

Saat Harian Jogja menemui kelurga almarhum Sabtu (28/4/2012), beberapa orang sanak keluarga almarhum Parlan terlihat merapikan kursi-kursi tamu yang datang melayat.

“Mertua saya (Parlan) saat itu hendak melayat ke pakde saya di Sogan. Tapi, dalam perjalanan mengalami kecelakaan. Bapak bersama ponakannya [Petrus Kusuma] ditabrak Moge, dan meninggal,” cerita menantu Parlan, Suwarman, 40, saat ditemui di rumahnya.

Hasil visum menunjukkan, Parlan meninggal akibat benturan keras di bagian kepala. Keluarga pun mengeluarkan jenazah Parlan dengan membayar Rp221.000, dan memakamkannya pada Jum’at (27/4/2012) sekitar jam 10.00 WIB. Yang disesalkan, katanya, pasca-kejadian, hari itu, tidak ada itikat baik dari si penabrak maupun club Moge itu yang mendatangi keluarga.

“Malam Jumat, memang beberapa orang yang datang dari kepolisian dan anggota Moge. Tapi tidak ke rumah duka. Mereka datang jam 01.00 WIB ke rumah pak Dukuh. Saya menolak menemui karena tidak etis rembukan saat itu,” kata Suwarman.

Utusan tersebut pun berjanji, Jumat (27/4/2012) pagi, akan menemui langsung keluarga di rumah duka. Meski datang Jumat sore hari, keluarga menerima tiga orang tamu, dua orang mengaku berasal dari Club Moge benisial H dan M. Mereka ditemani pejabat kepolisian dari Polres Kulonprogo berpangkat Ipda dengan inisial M.

Sesudah mengucapkan belasungkawa dan permohonan maaf, jelas Suwarman, ketiga orang tersebut berharap ada kata damai. Namun, keluarga menolak kesepakatan damai tersebut. “Sesama manusia, kami menerima permohonan maaf. Namun, kami tetap menginginkan proses hukum atas si penabrak tetap dilakukan. Sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” tukasnya.

Media Sulit Akes
Awalnya, sejumlah media sulit mengakses terkait kecelakaan yang meibatkan Moge tersebut. Rumor yang berkembang sejak Jumat (27/4/2012) Moge milik si penabrak akan dikeluarkan. Mengingat, sang pemilik kendaraan tersebut merupakan anak dari seorang jenderal polisi. “Katanya, yang punya motor anak Kapolda di Jakarta,” ungkap sumber Harian Jogja.

Namun, kabar tersebut ditepis oleh Kapolres Kulonprogo AKBP K. Yani Sudarto. Saat dihubungi Harian Jogja, Yani membantah keras rumor yang menyebutkan bahwa si pemilik Harley Davidson merupakan anak seorang Jenderal. Namun, tambahnya, siapapun yang bersalah akan diproses sesuai hukum.

“Saya paling tidak suka dengan rumor-rumor itu. Kami, aparat kepolisian Kulonprogo, tetap akan menindak kecelakaan ini sesuai hukum dan peraturan yang berlaku. Ada datanya, dan dia bukan anak jenderal,” tegas Yani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya