SOLOPOS.COM - Jokowi dan Hadi Rudyatmo saat menjajal mobil Esemka 2012 (Dok/JIBI/Solopos)

Mobil nasional menggandeng Proton Malaysia menuai kritik banyak pihak. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menolak MoU dengan Proton tersebut.

Solopos.com, SOLO Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, menolak keras sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merestui kerja sama PT Adiperkasa Citra Lestari milik mantan Kepala BIN A. M. Hendropriyono dengan Proton Holdings Berhad Malaysia.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Rudy menyatakan Presiden lebih baik mengembangkan mobil Esemka yang pernah memopulerkan nama Jokowi.

“Tidak perlu kerja sama dengan Proton. Mobil Esemka lebih baik dikembangkan dan ditingkatkan permodalannya. Esemka ini sudah diproduksi secara massal. Cuma belum masuk di e-katalog saja sehingga bupati, wali kota belum bisa memesan lewat e-katalog. Saya menolak keras kerja sama itu,” kata Rudy, sapaan akrabnya, saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Solo, Senin (9/2/2015).

Rudy mempertanyakan pemilihan Proton Malaysia sebagai mitra kerja sama. Dia menanyakan mengapa tidak dengan industri otomotif di Jepang, Jerman, atau Amerika Serikat (AS) yang sudah maju.

Rudy menilai kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) merupakan kerja sama antarnegara. Kalau kerja samanya hanya perusahaan dengan perusahaan (business to business) atau swasta, Rudy berkata mengapa Presiden harus turut campur dan hadir dalam nota kesepahaman tersebut.

Rudy menyatakan produksi Proton di Indonesia cenderung merosot. Berbeda dengan Esemka yang memiliki 43 asembly line (bengkel produksi) di berbagai daerah di Indonesia. Dia berharap Presiden seharusnya lebih peduli pada hasil produksi para alumnus sekolah menengah kejuruan (SMK).

Suku cadang (spare part) Esemka, kata dia, juga dibuat dengan tangan para lulusan SMK. Problem utama yang dihadapi PT Solo Manufacture Kreasi (SMK), sambung dia, hanya keterbatasan permodalan.

Rudy optimistis dalam jangka waktu dua tahun kekurangan Esemka yang belum bisa membuat ring seker dan accu bakal tertutup. Rudy amat terkejut dengan adanya kerja sama itu. Dia menyinggung perjuangannya ke Ibu Kota untuk mendapatkan sertifikat kelayakan gas emisi.

Ide Esemka

“Sebenarnya ide Esemka itu saya yang merintis. Tapi, saat itu kan hanya wakil alias awak karo sikil [badan dan kaki], durung duwe cangkem [belum punya mulut],” ujar dia.

Rudy meminta Presiden membuat kebijakan agar Esemka bisa masuk dalam e-katalog. Dia berharap dengan kebijakan tersebut mobil Esemka bisa menjadi mobil dinas (mobdin) wali kota dan bupati di Indonesia. “Kalau Esemka diperhatikan sejak dulu, sudah tidak ada lagi kijang-kijang berkeliaran,” tutur Wali Kota.

Sikap tegas Wali Kota disambut baik Ketua DPRD Solo, Teguh Prakosa. Dia ingin mendongkrak nama Esemka sebagai mobil operasional Ketua DPRD Solo. Dia akan mengarak mobil Esemka yang kini berada di Solo Techno Park (STP) untuk keliling Solo sebagai produk kebanggaan anak bangsa. “Kalau dikasih izin, saya pasti menggunakan mobil Esemka menjadi mobdin. Tinggal diusulkan untuk dianggarkan di APBD. Tapi, tetap perlu dicek kapasitas (cc) sesuai dengan aturan,” kata Teguh.

Teguh ingin memberi contoh kepada daerah lain yang bangga dengan produk anak-anak SMK. Dia merasa senang bila Ketua DPRD dipinjami mobil Esemka sebagai kendaraan operasional. “Mobil Esemka itu bisa saya gunakan untuk perjalanan Solo-Jogja melewati jalan tol, sekaligus menjajal kapasitas mobil di jalur bebas hambatan. Ke depan, mungkin bisa dicarikan investor untuk pengembangan Esemka,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya