SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Dalam mengumpulkan modal (fa’i) untuk melancarkan aksi terorisme, para teroris sering melakukan perampokan. Mereka menghalalkan kejahatan ini karena menganggapnya sebagai bentuk jihad.

Pemikiran itu sama sekali tidak menggambarkan perilaku yang diajarkan Islam. Oleh sebab itu, harus dipisahkan antara Islam dan terorisme.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Islam itu bukan teroris. Itu mutlak harus dipisahkan. Kalau mereka merampok dengan mengatasnamakan jihad seperti yang mereka lakukan di Indonesia, itu bukan Islam. Keliru mereka melakukan itu,” kata Ketua Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Irfan S Awwas, Senin (27/9).

Irfan menjelaskan tindakan perampokan harta musuh (fa’i) hanya dibenarkan jika dilakukan dalam kondisi perang. Perang yang dimaksud adalah perang melawan musuh Islam. “Itu tidak boleh sembarang perang, kalau di Afghanistan yang diserang Amerika, mereka dibenarkan melakukan fa’i. Tapi kalau di Indonesia, melawan siapa? Yang mereka teror juga tak jelas jadinya,” ujarnya.

Menurut Irfan, kesalahan ideologi para teroris itu tidak bisa dihubungkan dengan Islam. Sebab Islam sudah memiliki aturan yang tak pernah menghalalkan perampokan kecuali dalam keadaan perang. “Itu sudah diatur dalam Islam, itu murni kesalahan ideologi mereka (teroris) yang menghalalkan perampokan. Padahal tidak benar sama sekali,” tuturnya.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya