SOLOPOS.COM - Dua siswa baru kelas I SDN 1 Boyolali menunjukkan bakat bela diri di depan teman-temannya, Senin (11/7/2022). Kurikulum Merdeka mulai diterapkan di Boyolali pada tahun ajaran 2022/2023. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, SOLO—-Terdapat beberapa sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka di Solo sejak diumumkan oleh Kemendikbud pada 11 Februari 2022 lalu. Terdapat perbedaan paradigma dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.

Kepala SMAN 1 Solo yang juga Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Solo, Yusmar Setyobudi, mengatakan di Kurikulum Merdeka siswa diberikan pelayanan yang lebih. Menurut dia, secara konsep kurikulum tersebut melayani siswa untuk belajar dengan cara yang lebih efektif.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

“Karena kan gaya anak itu berbeda-beda, makanya dengan adanya pembelajaran diferensiasi itu betul-betul siswa merasa dilayani dengan baik,” kata dia ketiak ditemui di kantornya, belum lama ini.

Menurut dia, memang setiap anak memiliki kecenderungan atau cara belajar yang berbeda-beda. Dia menyebut ada siswa yang pintar secara akademik, ada juga pintar di praktik. Maka, perlu penyesuaian cara belajar dan mengajar.

“Jadi setiap tugas dari guru itu [disesuaikan] dengan kinestetik, dengan kognitifnya, itu tergantung siswanya. Bisa dengan audio, bisa dengan narasi,” kata dia.

Menurut dia, konsep tersebut sudah sesuai dengan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara melalui Taman Siswa. “Makanya betul-betul guru itu ‘sangat menghamba siswa’, wah itu [semangatnya] Ki Hajar Dewantara, betul-betul harus terlayani dengan baik,” lanjut dia.

Melalui Kurikulum Merdeka, siswa tidak boleh didiskriminasi hanya karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. “Makanya anak itu tidak harus pinter kognitif, tapi juga keterampilan. Makanya ada program P5 [Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila],” lanjut dia.

Melalui P5, siswa juga difasilitasi untuk mengembangkan keterampilan yang sudah diprogram sekolah. Hal ini sekaligus dalam rangka mengembangkan karakter siswa sesuai profil Pancasila, seperti tanggung jawab, disiplin, mandiri, dan lainya.

“Jadi persentasenya 30% untuk P5, dan yang 70% itu intrakurikuler [klasikal di kelas]. Jadi ya anak mungkin tidak hanya sekedar belajar di kelas, tapi juga praktik,” jelas dia.

Kepala SMAN 3 Solo yang juga Ketua MKKS SMA Jateng, Agung Wijayanto, mengatakan perbedaan kurikulum sebelumnya dengan kurikulum terletak pada paradigma pembelajaran. Orientasi kurikulum baru tersebut terfokus pada bagaimana mengembangkan potensi siswa meski memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

“Ini paradigmanya beda, jadi kalau Kurikulum Merdeka ini arahnya itu merdeka belajarnya siswa, dengan potensi masing-masing itu dilayani berbeda. Kalau zaman Kurikulum 13 kan ada target kompetensi dasar yang dikuasai, di situ sudah tertulis,” tutur Agung kepada Solopos.com.

Menurut dia, di Kurikulum Merdeka, setiap siswa bisa terfasilitasi. Bisa dibilang penerapanya lebih adaptif. “Di Kurikulum Merdeka kontennya bisa beda, proses belajarnya bisa berbeda, bahkan teknik evaluasi antara siswa A dan siwa B bisa berbeda, silakan,” lanjut dia.

Namun, mengubah paradigma pembelajar tidaklah mudah. Konsekuensinya guru juga harus mampu adaptif terhadap perubahan tersebut. Dengan kata lain, guru harus mau belajar materi lebih banyak lagi dan belajar memahami karakter siswa.

“Mungkin ini perlu peningkatan kompetensi guru juga, agar lebih fleksibel baik itu proses pembelajaran sampai dengan evaluasi. Jadi sekali lagi memang paradigmanya berbeda,” lanjut dia.

Dengan meningkatnya kompetensi guru, maka perubahan paradigma dan cara mengajar tentu akan berjalan lebih mulus. Sejauh ini memang perlu waktu untuk menerapkan secara penuh konsep Merdeka Belajar tersebut.

“Maka harapannya anak-anak itu sejahtera, tidak dipaksa, belajarnya nyaman begitu, disesuaikan dengan gaya belajar masing-masing siswa. Ada yang suka melihat, ada yang suka mendengar, itu terfasilitasi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya