SOLOPOS.COM - Ilustrasi (newsradio.me)

Harianjogja.com, JOGJA-Ancaman bencana alam khususnya sebagai akibat dampak perubahan iklim, mendominasi hampir 80% kejadian bencana di wilayah Asia termasuk di Indonesia. Sayang, penanganan kebencanaan di Indonesia masih konvensional dan belum memprioritaskan mitigasi bencana.

Peneliti kebencanaan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Sudibyakto mengatakan, potensi kebencanaan sebagai dampak perubahan iklim belum diantisipasi pemerintah.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Hal itu dilihat dari minimnya alokasi dana kesiapsiagaan bencana di Indonesia. Sekadar diketahui, alokasi dana untuk mitigasi dan penanggulangan bencana di APBN hanya berkisar Rp7 triliun (0.38%) dari total belanja APBN 2014 yang mencapai Rp1.842 triliun.

“Memang kesadaran bencana sudah meningkat, tetapi perubahan mindset itu tidak diikuti dengan dukungan anggaran,” kritik Sudibyakto pada Lokakarya Penyusunan Agenda Riset Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (MAPI) dalam Rangka Pengurangan Risiko Bencana Akibat Perubahan Iklim di Indonesia, Senin (9/12/2013) di Sekolah Pasca Sarjana UGM.

Padahal, lanjut Sudibyakto, sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Hal itu diperparah dengan perubahan iklim yang menyebabkan sejumlah bencana seperti banjir, kekeringan, badai tropis, banjir bandang, kenaikkan muka air laut dan meningkatnya abrasi.

“Badai Haiyan yang terjadi di Filipina beberapa waktu lalu itu bencana yang terjadi karena perubahan iklim,” katanya.

Indonesia, lanjutnya, masih lemah dalam perumusan kebijakan iklim internasional. Hal itu terlihat dari belum banyak penelitian yang dilakukan terkait dampak perubahan iklim di Indonesia. Untuk itu, penyusunan agenda riset MAPI diharapkan mampu mengantisipasi bencana akibat perubahan iklim itu.

“Penelitian masih kurang dan belum membuktikan kalau di Indonesia mengalami dampak dari perubahan iklim. Kita masih disetir oleh negara maju soal perdagangan karbon,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya