SOLOPOS.COM - Irina Luchinskaya, 24, salah satu korban pembunuhan misterius. Jenazahnya ditemukan di sebuah taman di Kota Rostov, Rusia. (watchingrobertpickton.yuku.com)

Irina Luchinskaya, 24, salah satu korban pembunuhan misterius. Jenazahnya ditemukan di sebuah taman di Kota Rostov, Rusia. (watchingrobertpickton.yuku.com)

Setelah selama beberapa bulan para korban pembunuh misterius ditemukan, tiba-tiba jumlah temuan berkurang. Dalam waktu 10 bulan, hanya satu korban yang jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan seperti yang sebelum itu ada.
Namun ada satu keunikan, korban ini ditemukan di dekat Moskow. Langsung muncul dugaan bahwa si pembunuh telah melebarkan wilayah operasinya keluar dari wilayah Rostov di Rusia selatan. Dugaan ini menguat ketika ada lagi korban yang ditemukan pada Agustus 1985. Lagi-lagi ciri-ciri penyerangan brutal yang dialami menunjukkan kesamaan dengan para korban sebelumnya. Kedua korban di Moskow ini juga sama-sama perempuan muda.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Kepala Satgas pemburu pembunuh misterius, Viktor Burakov, memerintahkan anak buahnya memeriksa data para penumpang pesawat dari Rostov ke Moskow. Ini pekerjaan berat karena harus dilakukan secara manual, di mana petugas harus satu demi satu membaca kopian tiket pesawat. Tak ada nama yang mencurigakan yang bisa ditemukan. Tapi setidaknya ada kepastian baru, polisi Moskow menemukan sejumlah kasus pembunuhan terhadap anak laki-laki yang saat kejadiannya bertepatan dengan saat di mana di Rostov aksi pembunuhan seakan terhenti sama sekali.

Namun hanya sebentar si pembunuh mengalihkan lokasi aksinya. Kembali ke wilayah Rostov, di Kota Shakhty, ditemukan jenazah seorang gadis tunawisma berusia 18 tahun. Di jasadnya, polisi menemukan helaian benang berwarna merah dan biru, sementara sisa keringat di dekat luka-lukanya menunjukkan jejak orang bergolongan darah AB sementara golongan darah si korban O. Di sela jemarinya juga ditemukan sehelai rambut berwarna abu-abu, yang juga mirip dengan yang ditemukan di sejumlah korban sebelumnya.

Polisi kembali sempat menangkap seorang tersangka. Seperti sebelumya terjadi, tersangka ini juga mengaku (setelah ditekan terus selama 10 hari). Tapi Burakov kembali sadar, bukan ini tersangka yang dicari. Di tengah merosotnya semangat tim pemburu yang sudah di ambang keputusasaan, seorang jaksa penyidik baru diterjunkan untuk membantu dan memantau proses penyidikan, Issa Kostoyev.

Kostoyev segera melakukan peninjauan ulang atas jalannya penyidikan yang selama itu sudah berjalan. Dia yakin, polisi sebenarnya sudah pernah bersentuhan dengan tersangka kuat pembunuh berantai ini, namun mereka tak menyadarinya. Kostoyev juga sibuk membaca aneka literatur mengenai karakter para pembunuh berantai. Dia menyimpulkan, sejumlah pelaku biasanya punya motivasi arogansi dan menganggap para korbannya sebagai obyek yang bebas diperlakukan semaunya.

Sementara Burakov juga kembali berkonsultasi dengan psikiater, Dr Bukhanovsky. Kali ini, Bukhanovsky diberi akses seluas-luasnya atas semua dokumen penyidikan polisi dan alat-alat bukti. Bukhanovsky pun segera mencurahkan waktunya untuk mempelajari semuanya dan menuliskan kesimpulannya. Pembunuh itu pun dinamainya “Pembunuh X.” Dalam kesimpulannya, Bukhanovsky menyebut X bukan psikotik karena dia merencanakan semua aksinya dan dia sangat memperhatikan semuanya demi kepentingannya sendiri. Dia juga dinilai arogan dan menganggap dirinya “berbakat” atau “cerdas.” Dia juga heteroseksual, bukan homoseksual, namun sebagian korbannya yang anak laki-laki adalah selingan belaka. Dia juga digambarkan sebagai nekrosadis, yaitu orang yang mencari kenikmatan seksual dengan cara menyaksikan orang sekarat.

Bukhanovsky juga menilai, kebiasaannya menikam para korbannya berkali-kali dan melakukan perusakan pada jasad korbannya kemungkinan dilakukan untuk merangsang dirinya secara seksual. Perusakan pada organ kelamin juga menunjukkan hasratnya untuk ‘menguasai” korbannya. Pelaku diperkirakan berusia 45-50 tahun, usia di mana khayalan-khayalan seksual biasanya mengalami kebangkitan tertinggi. Benarkah si pembunuh ini sebenarnya sudah pernah ditangkap polisi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya