SOLOPOS.COM - Gunung Kelud (JIBI/dok)

Solopos.com, MALANG — Meletusnya Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang tak banyak memakan korban jika dipandang secara metafisika bukan tanpa alasan. Salah satu faktor yang mempengaruhi erupsi Kamis (13/2/2014) malam itu adalah kondisi geografis Kediri yang merupakan daerah peninggalan Kerajaan Daha.

Menurut Heru Susilo, paranormal yang malang melintang di dunia metafisika sejak 40 tahun lalu dan pernah dekat dengan keluarga Cendana itu mengatakan salah satu penyebab kenapa abu vulkanik Kelud tidak sampai merembet ke wilayah sekitar—seperti Kota Malang—dan tidak banyak menelan korban jiwa adalah karena faktor Kerajaan Daha.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Daha merupakan salah satu kerajaan tertua di tanah Jawa sehingga ’tidak rela’ kalau abu vulkanik Kelud meluluh lantakkan wilayah Kediri dan sekitarnya yang merupakan tetenger Kerajaan Daha,” kata Heru kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Malang, Jumat (14/2/2014).

Kerajaan Daha membawa faktor ritual yang berpengaruh pada dinginnya suhu. Sehingga letusan abu vulkanik dari Gunung Kelud masih terkontrol dan teredam oleh udara yang dingin. Kasus letusan Gunung Kelud menurutnya sangat berbeda dengan Gunung Sinabung yang lebih dulu meletus beberapa waktu lalu dan menelan sejumlah korban jiwa.

“Letusan Kelud kalau dicermati tidak seganas atau seliar letusan Sinabung. Ini karena faktor sejarah, tidak bisa dipungkiri Kediri adalah tempat Kerajaan Daha dulunya bercokol,” jelas dia.

Awan panas Kelud lanjut dia juga relatif lebih `bersahabat` jika dibandingkan dengan letusan gunung berapi lainnya di Indonesia. Pihaknya memang meramalkan jika Kelud bakal meletus pada Kamis malam. Kondisi tersebut salah satunya dipengaruhi oleh faktor lingkaran atau gugusan gunung berapi di Indonesia yang masuk dalam cincin api. Sehingga jika ada gunung berapi yang meletus, maka akan mempengaruhi gunung berapi lainnya.

“Setelah Gunung Sinabung saya prediksikan jika Kelud juga akan ikut meletus, karena berada dalam satu lingkar cincin api. Antara satu gunung berapi dengan lainnya saling berhubungan dan terkait erat satu sama lain,” ujar lelaki yang akrab dipanggil pakde itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya