SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DAMASKUS- Pasukan militer Suriah menggempur wilayah Homs dan sejumlah wilayah lain dengan mortar. Serangan ini menewaskan sedikitnya 217 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Dilaporkan bahwa sebanyak 138 orang tewas akibat serangan mortar yang dilakukan oleh militer Suriah di wilayah Al-Khalidiya, Homs, yang telah menjadi markas utama pemberontakan terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad. Sedangkan sebanyak 79 orang lainnya dilaporkan tewas di sejumlah wilayah lainnya, termasuk ibukota Damaskus.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Demikian seperti disampaikan oleh organisasi HAM setempat, Syrian Observatory for Human Rights, dan dilansir oleh kantor berita AFP, Sabtu (4/2/2012).

“Ini benar-benar pembantaian massal,” tutur Direktur Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman kepada AFP.

Menurutnya, insiden ini merupakan insiden paling parah yang terjadi sepanjang unjuk rasa menentang Presiden Assad yang telah berlangsung selama 11 bulan terakhir. Dia juga meminta agar Liga Arab segera mengambil tindakan tegas terhadap Suriah untuk mengakhiri kekerasan militer terhadap warga.

Seperti terlihat dalam tayangan televisi Al-Jazeera dan Al-Arabiya, puluhan mayat berlumuran darah tampak tergeletak begitu saja di kota Homs. Beberapa bangunan juga terlihat telah hancur akibat gempuran militer Suriah.

Salah seorang saksi mata menuturkan, bom terus menghujani kota dan tembakan terus menerus dilancarkan ke arah pemukiman warga. Suasana kota Homs pun berubah menjadi layaknya kota perang. Sedangkan seorang warga setempat lainnya, Danny Abdul Ayem menyebutkan, militer membombardir warga dengan tank dan mortar tanpa henti.

Salah seorang mahasiswa Kedokteran setempat bahkan menyatakan, rumah sakit kewalahan dalam menangani dan merawat para korban luka. “Kami kekurangan stok darah, kekurangan stok oksigen…ada banyak bahaya di jalanan. Kami sangat kewalahan, bahkan masjid pun dijadikan tempat penampungan (bagi korban luka),” tuturnya.

Menurut organisasi HAM yang bermarkas di Inggris tersebut, gempuran militer Suriah ini terjadi pasca ribuan orang di seantero Suriah turun ke jalan dalam rangka memperingati 30 tahun pembantaian kota Hama, pada 1982 lalu yang menewaskan ribuan orang. Situasi semakin memanas ketika terungkap bahwa Dewan Keamanan PBB menggelar rapat pada Sabtu (4/2) pagi waktu setempat, untuk memutuskan resolusi baru atas Suriah.

Unjuk rasa menentang resim Presiden Assad telah berlangsung di Suriah sejak awal tahun 2011 lalu. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 5.000 orang tewas dalam unjuk rasa tersebut. Liga Arab dan negara-negara Barat terus mendesak Presiden Assad untuk mundur dan mengakhiri kekerasan terhadap warganya. detikcom

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya