SOLOPOS.COM - Ilustrasi imigran (www.telegraph.co.uk)

Migran serbu Eropa, pengungsi yang datang ke Yunani diterbangkan ke Luxembourg.

Solopos.com, BRUSSELS – Yunani akan mengirim kelompok pertama yang terdiri dari 30 pengungsi ke Luxembourg sebagai bagian dari rencana relokasi pengungsi, Rabu (4/11/2015).

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Rencana Uni Eropa itu  bertujuan meringankan beban negara-negara Uni Eropa di tengah krisis migrasi terbesar sejak Perang Dunia II.

“Besok penerbangan pertama meninggalkan Yunani di bawah skema relokasi Uni Eropa,” kata Komisi Uni Eropa untuk Migrasi, Dimitris Avramopoulos dalam sebuah penyataan seperti dilansir Reuters, Selasa (3/11/2015)

Komisi Eropa  seperti diberitakan sebelumnya, telah menyusun rencana pendistribusian 160.000 pengungsi yang berada Yunani, Italia, Hongaria, dan sejumlah negara. Sejauh ini sejumlah pengungsi telah dipindahkan dari Yunani dan kurang dari 100 pengungsi di Italia dialihkan ke negara-negara  Uni Eropa lainnya.

Masih terkait krisis migran, kabinet Austria mengajukan sebuah rancangan undang-undang (RUU) untuk mencegah semakin derasnya arus migran asal Afghanistan pada Selasa (3/11/2015). Melalui aturan baru itu pengungsi Afghanistan harus menunggu selama tiga tahun untuk membawa keluarga mereka ke Austria, bukan lagi dalam waktu setahun seperti yang diterapkan saat ini. Selain itu mereka juga mampu membuktikan di antaranya memiliki pendapatan mandiri.

“Sangat penting bagi kami untuk membuat aturan yang jelas di sini, kata Menteri Dalam Negeri Austria, Johanna Mikl-Leitner.

Austria yang menjadi salah satu jalur utama rute migran. Negara itu dalam delapan bulan pertama tahun ini telah menerima 46.000 pengajuan suaka. Hampir 10.500 di antaranya berasal dari Afganistan, jumlah itu menempati urutan kedua setelah Suriah di mana warga di negara itu telah mengajukan sekitar 13.000 pengajuan suaka ke Austria.

Pada satu sisi,  Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) memperkirakan jumlah pengungsi yang bakal melintasi Mediterania untuk menuju Eropa dalam dua tahun ini melonjak menjadi sekitar 1,4 juta orang. UNHCR memproyeksikan jumlah pencari pelindungan mencapai 700.000 pada 2015. Jumlah serupa tak menutup kemungkinan didapati pada 2016.

Korban tewas dari gelombang migrasi pun terus meningkat. Dilaporkan pada Agustus lalu setidaknya tercatatat 2.500 kematian migran sejak awal tahun ini. Kebanyakan dari mereka  tewas tenggelam di perairan Mediterania saat melarikan diri peperangan, penindasan atau kemiskinan di Suriah, Timur Tengah, Afrika, dan sejumlah negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya