SOLOPOS.COM - Wartawan Metro TV Eka Hari Wibawa Senin (24/6/2013) mendatangi Sentral Pelayanan Terpadu Polresta Solo untuk melaporkan pencemaran nama baik oleh seorang pendemo anti kenaikan BBM yang dikoordinir oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Solo. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Wartawan Metro TV Eka Hari Wibawa Senin (24/6/2013) mendatangi Sentral Pelayanan Terpadu Polresta Solo untuk melaporkan pencemaran nama baik oleh seorang pendemo anti kenaikan BBM yang dikoordinir oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Solo. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO — Seorang wartawan Metro TV, Eka Hari Wibawa alias Jemar, Senin (24/6/2013), melaporkan salah satu mahasiswa UNS. Jemar merasa dirugikan lantaran terlapor berkicau di media sosial yang ia nilai mendiskreditkan profesinya sebagai wartawan.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jemar melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian dilanjutkan ke ruang Satreskrim Polresta Solo.

“Saya melaporkan seorang mahasiswa, mengaku mahasiswa UNS karena tweet-nya yang menyebutkan saya sebagai wartawan provokator. Profesi saya wartawan yang butuh kepercayaan publik maka saya merasa dirugikan atas itu,” kata Jemar kepada wartawan sesaat setelah menyampaikan laporannya kepada polisi.

Dia menunjukan terlapor adalah pemilik akun twitter @aniki_ricky. Pemilik akun itu disebut Jemar tak lain adalah Aniki Fillah. “@aniki_ricky: kalo di KPK ada mario, di Solo ada Bowo. Mereka wartawan @Metro_TV yang provokator #memalukan,” sebut Jemar menirukan kicauan pemilik akun tadi.

Jemar mengaku telah bertemu pemilik akun itu. Secara pribadi, dia menyebut telah berdamai.
“Tapi proses hukum tetap berlanjut,” tandasnya.

Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Rudi Hartono mengonfirmasi telah menerima laporan itu.
“Langkah kami setelah ini memeriksa saksi-saksi. Kami akan kaji seperti apa bentuknya kasus yang dilaporkan, yakni pencemaran nama baik lewat twitter,” ujar Rudi mewakili Kapolresta Solo Kombes Pol Asjima’in, kepada wartawan, Senin sore.

Kicauan tersebut diketahui Jemar mulai Jumat (21/6/2013). Sehari sebelumnya, Jemar dan pewarta lain sempat adu mulut dengan sejumlah aktivis mahasiswa di Jl Slamet Riyadi.

Adu mulut dipicu ucapan demonstran, yakni pernyataan di muka publik mengenai kelompoknya tak butuh wartawan. Di sela-sela demonstrasi tersebut, Jemar mengaku dilarang mengambil gambar video.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya