SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com)–Menteri Pertanian, Suswono begitu sinis menanggapi kebijakan pemerintah Australia yang akhirnya menjilat ludahnya sendiri terkait pencabutan larangan ekspor sapi. Suswono menilai pemerintah Australia sejak awal sudah repot sendiri terhadap sikapnya yang menyoroti animal welfare di rumah potong hewan (RPH) di Indonesia.

“Kalau terkait masalah tempo hari jadikan alasan Australia suspend itu, adanya video itu menggambarkan adanya pelanggaran animal welfare kalau memang itu terjadi tentu saja Indonesia akan mengambil tindakan cuma kan persoalannya dia kan mengambil tindakan sepihak, tidak melakukan investigasi kemudian dia suspend sendiri pada akhirnya dia kerepotan sendiri,” kata Menteri Pertanian Suswono di sela-sela kunjungan Pasar Cipinang, Jakarta, Kamis (7/7/2011).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Suswono mengatakan hingga kini pemerintah Australia secara resmi belum memberikan pemberitahuan ke pemerintah Indonesia terkait pencabutan larangan ekspor sapi. Namun jika pemerintah Australia telah mencabut pelarangan ekspor sapinya maka mulai hari ini pencabutan itu berlaku efektif.

“Jadi pasti berlaku hari ini karena ini soal b to b (business to business) jadi kami serahkan ke pelaku bisnis, mau mengampil sapi dari Australia atau negara lain itu urusan pelaku bisnis sendiri,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan bersama antara Australia dengan Indonesia terkait pencabutan larangan itu. Artinya para RPH yang ada di Indonesia tetap mengacu dalam ketentuan animal welfare yang diatur dalam undang-undang peternakan dan kesehatan hewan.

“Walaupun secara resmi surat ini belum, bahwa dari media sudah diumumkan, bahwa Australia sudah menghentikan suspend, jadi persoalan suspend memang
urusan pemerintah Australia sendiri jadi dia yang mulai dia yang mengakhiri,” katanya.

Seperti diketahui, penayangan video kekerasan sapi di beberapa RPH di Indonesia yang ditayangkan oleh TV ABC 30 Mei 2011 lalu berujung pada penghentian ekspor sapi Australia ke Indonesia selama 6 bulan. Pemerintah Australia sepakat mengirim tim independen bersama tim dari Indonesia untuk melakukan verifikasi RPH yang ada di Indonesia.

Namun penghentian ekspor sapi ke Indonesia tersebut langsung merugikan para peternak Australia hingga miliaran rupiah. Perdana Menteri Australia Julia Gillard akhirnya memutuskan memberikan bantuan kepada para peternak sapi Australia hingga AUD 30 juta (US$ 32 juta) atau sekitar Rp 288 miliar, karena rugi akibat keputusan penghentian ekspor itu.

Dan ternyata penghentian ekspor sapi Australia ke Indonesia itu ternyata tidak selama 6 bulan, dan hanya berlangsung sekitar 1 bulan. Indonesia tercatat sebagai salah satu pasar ekspor sapi terpenting Australia, yakni sekitar seperlima dari total kebutuhan Indonesia dipasok dari negeri Kanguru tersebut.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya