Jakarta–Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan kenaikan harga elpiji (6kg, 12kg, dan 50 kg) yang telah terjadi dipastikan akan menghantam sektor Industri kecil dan menengah (IKM). Meskipun kenaikannya hanya Rp 100 per kg, elpiji merupakan bagian dari biaya produksi yang signifikan bagi IKM.
Hal ini disampaikannya di sela-sela acara workshop di kantor Departemen Perindustrian (Depperin), Jakarta, Senin (12/10).
Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI
“Walaupun kenaikan sekitar Rp 100, setiap kenaikan harga untuk faktor kategori infrastruktur pasti terpengaruh. Yang paling terpengaruh adalah IKM dan rumah tangga,” katanya
Fahmi menambahkan, sektor IKM akan selalu menjadi korban jika terjadi kenaikan di komponen biaya produksi termasuk elpiji. Namun kata dia, untuk industri besar biasanya akan fleksibel menghadapi kenaikan elpiji.
“Tapi yang kecil ini tidak fleksibel, karena pembelinya tidak fleksibel,” jelasnya.
Ia memperkirakan, dengan adanya kenaikan ini dipastikan akan terjadi penyesuaian-penyesuaian harga, yang berujung pada penurunan daya beli masyarakat.
Fahmi mencontohkan sektor usaha kecil yang akan terkena diantaranya usaha rumah makan padang dan sebagainya.
“Pasti ada penurunan daya beli, karena kondisi sekarang belum kondusif. Sehingga konsumen akan memindahkan, produk alternatif yang lebih mudah,” ucapnya.
dtc/fid