SOLOPOS.COM - Para narasumber menyampaikan materi di acara sharing session dalam rangka memperingati Hari Psoriasis Sedunia, digelar di Rumah Sakit UNS, Rabu (1/11/2023).(Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — Rumah Sakit UNS menggelar sharing session dengan komunitas psoriasis dan vitiligo, Rabu (1/11/2023). Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Psoriasis Sedunia.

Kegiatan yang juga disiarkan di Youtube Rumah Sakit UNS tersebut dipusatkan di Aula Rumah Sakit UNS dan dihadiri oleh sejumlah anggota komunitas psoriasis, yang juga menjadi komunitas pertama di Soloraya, yang terbentuk sejak Rumah Sakit UNS berdiri pada 2016 lalu.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Acara tersebut menghadirkan dua narasumber yang merupakan dokter ahli. Keduanya adalah Dokter Spesialis Dermatologi dan Venerologi Konsultan, dr. Nur Muhammad Rahmat M., M.Sc., Sp.KK(K)., M.Kes., FINSDV, FAADV., dan Dokter Spesialis Dermatologi dan Venerologi Konsultan Dermato Alergo Rumah Sakit UNS, dr. Triasari Oktavriana, M.Sc., Sp.KK(K)., FINSD, FAADV. Diskusi tersebut dimoderatori oleh dr. Audia Nizma Nabila, PPDS Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran UNS.

Secara umum acara tersebut menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan mengenai vitiligo dan psoriasis. Termasuk mengenai gejala dan hal-hal yang harus diperhatikan pada pasien vitiligo maupun psoriasis.

Menurut dr. Nur Muhammad, baik vitiligo maupun psoriasis merupakan gangguan autoimun. Autoimun merupakan penyakit dimana tubuh diserang oleh antibodinya sendiri. Salah satu dampak dari gangguan itu dapat terjadi pada kulit. Pada psoriasis, ditandai dengan kulit yang menebal, sedangkan vitiligo merupakan gangguan yang menyerang warna kulitnya sehingga muncul belang berwarna putih susu pada kulit.

“Ini [kondisi vitiligo] yang menyebabkan pasien sering rendah diri,” jelas dia dalam acara itu.

Dijelaskan, vitiligo merupakan kelainan pigmentasi pada kulit sehingga warna kulit menjadi pudar. Namun dia menegaskan vitiligo ini bukan penyakit namun kelainan. Selain karena faktor autoimun, vitiligo juga bisa muncul karena faktor genetik atau keturunan.

Gejalanya yang timbul adalah munculnya bercak atau belang berwarna putih susu pada kulit. Kondisi tersebut tidak disertai gatal dan nyeri dan bisa terjadi di mana saja, bahkan di wajah.

“Tapi yang harus diperhatikan adalah, ini hanya kelainan saja dan tidak bahaya serta tidak menular tapi bisa menurun secara genetik,” kata dia.

Untuk pengobatannya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, mulai dari pemberian obat oles (tapi harus telaten dan rutin), obat minum, fototerapi, terapi laser hingga terapi bedah.

Sementara itu dr. Triasari menjelaskan mengenai psoriasis. Dimana psoriasis merupakan inflamasi kronis atau peradangan, yang menyebabkan kulit mengelupas atau berganti lebih cepat.

“Jika pada orang normal 28 hari [pergantian kulit]. Namun pada orang psoriasis, 3-5 hari sudah muncul kulit baru dari bawah, sehingga membuat kulit tampak bersisik,” jelas dia.

Meski begitu dia tidak menyarankan untuk mengorek atau mengelupas kulit yang bersisik tersebut. Sebab jika hal itu dilakukan, justru akan menimbulkan reaksi kulit yang lebih parah. Disebutkan bahwa pada kulit orang dengan psoriasis, mengalami penebalan atau plak berwarna merah yang permukaannya tampak bersisik.

Menurut informasi yang dia dapatkan, psoriasis menyerang kurang lebih 125 juta orang di dunia. Menurut WHO (2016), prevelensi psoriasis yakni 0,09%-11,4% serta dapat terjadi pada berbagai usia.

Kemunculan psoriasis dapat dipicu dari beberapa hal, termasuk faktor genetik, faktor imunitas dan lingkungan (stress, cidera kulit dan sebagainya). Psoriasis memiliki gejala klinis yang kadang disertai gatal tapi kadang tidak, kemudian kulit kering, bersisik, dan nyeri kalau sudah komplikasi.

Disebutkan bahwa orang dengan psoriasis harus memperhatikan beberapa hal yang bisa jadi menjadi pencetus atau memicu penebalan kulit itu. Salah satunya adalah kerokan. Dia mengimbau kepada komunitas yang hadir, ketika sudah mengetahui dirinya mengalami psoriasis agar menghindari kerokan.

“Kalau masuk angin, pasien psoriasis jangan kerokan. Ini akan semakin memicu, akan muncul plak sesuai jalur kerokan. Kemudian hati-hati juga dengan sinar matahari berlebih,” kata dia.

Selain itu pasien psoriasis juga harus bisa mengontrol stres serta menghindari rokok, alkohol dan faktor pencetus lainnya.
Hal terpenting, ketika sudah muncul gejala, baik untuk vitiligo maupun psoriasis agar segera dikonsultasikan ke dokter ahli untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya