SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Hadirnya Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2021 yang mengatur tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) yang terhubung pada jaringan tenaga listrik pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum (IUPLTU) diharapkan mampu mendorong pengembangan pasar PLTS Atap.

Hal itu sejalan dengan ditetapkannya target 3,6 GW PLTS Atap dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang menargetkan bauran energi nasional 23% bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2025.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Sementara pada 2022, pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional baru sekitar 12,3%.

Pemanfaatan PLTS Atap sebagai pembangkit listrik dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim dengan meminimalkan emisi karbon, menghemat tagihan listrik, serta dapat berkontribusi dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi bersih menuju Sustainability Energy.

PLTS Atap mampu menghasilkan listrik yang dapat disalurkan untuk pengisian baterai kendaraan listrik, lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), smart farming, dan lain-lain.

Potensi energi surya untuk PLTS Atap di Indonesia sangatlah melimpah. Namun, secara masif masih belum dimanfaatkan secara optimal.

Begitu pula di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kabupaten Magetan berdasarkan data dari Global Solar Atlas memiliki potensi pemanfaatan energi surya sebesar 5,253 kWh/m2 per hari dan dapat dimanfaatkan untuk mengisi penuh sekitar 3 baterai sepeda motor listrik.

Kendala Adopsi PLTS Atap

PLTS Atap merupakan sistem pembangkit listrik energi surya yang memanfaatkan modul fotovoltaik yang dipasang pada atap bangunan.

Berlawanan dengan potensi radiasi matahari di Kabupaten Magetan, saat ini adopsi PLTS Atap di Kabupaten Magetan masih terkendala ketidaktahuan masyarakat yang mengakibatkan timbulnya berbagai kecemasan mulai dari biaya mahal, infrastruktur yang belum mendukung, tata cara perawatan, dan lain-lain.

Langkah utama yang perlu dilakukan untuk mengatasi ketidaktahuan masyarakat Magetan akan PLTS Atap adalah dengan membangun media pembelajaran.

Hal itu untuk mengedukasi masyarakat dengan memberikan pengetahuan serta masyarakat dapat secara langsung ikut merasakan pemanfaatan EBT untuk berbagai kebutuhan seperti pengisian kendaraan listrik, smart farming, dan lampu PJU.

Istilah tersebut biasa disebut sebagai sistem pembelajaran learning by doing atau sistem alat peraga. Dalam hal ini, Kebun Refugia Magetan diusulkan sebagai pilihan yang tepat untuk penempatan media pembelajaran di Kabupaten Magetan.

Kebun Refugia menjadi lokasi yang cocok untuk mendirikan media pembelajaran karena beberapa hal.

Pendirian Kebun Refugia yang memang untuk tujuan eduwisata, ketersediaan lahan di Kebun Refugia yang mencapai 2,5 ha, serta potensi radiasi matahari yang dapat dimanfaatkan untuk PLTS Atap mencapai 5,047 kWh/m2 per hari.

Potensi energi listrik dari PLTS yang dapat dihasilkan di kawasan ini 4,126 kWh/kWp per hari. Lokasinya yang dekat dengan gardu induk listrik, serta bebas dari kawasan hutan lindung. Nilai tersebut setara dengan pengisian kurang lebih 3 baterai sepeda motor listrik.

Implementasi media pembelajaran dalam upaya mempercepat ekosistem EBT sekaligus kendaraan listrik dan baterai di Kabupaten Magetan tentunya harus disesuaikan dengan faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan masyarakat terhadap media pembelajaran yang akan diimplementasikan.

Dalam hal ini, Technology Acceptance Model (TAM) dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada penerimaan media pembelajaran.

Dengan mempertimbangkan TAM, maka dapat disimpulkan bahwa desain media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang memenuhi perceived usefulness dan perceived ease of use.

Merujuk pada ketentuan tersebut, penulis mengusulkan desain media pembelajaran EBT di Kebun Refugia Magetan.

Rancangan media pembelajaran EBT.

Desain media pembelajaran PLTS Atap telah selaras dengan paparan yang disampaikan oleh Kementerian ESDM bahwa komponen utama dalam pembangunan PLTS Atap adalah modul PV yang berfungsi mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik DC.

Kemudian solar hybrid inverter yang berfungsi mengubah listrik arus searah (DC) dari panel surya menjadi listrik arus bolak-balik (AC).

Penyangga modul PV biasanya terbuat dari besi galvanized untuk meminimalkan karat. Selain itu, baterai yang berfungsi menyimpan energi listrik pada siang hari, dan dapat digunakan pada malam hari atau saat dibutuhkan.

Kemudian Panel distribusi berfungsi menyalurkan daya dari PLTS ke beban, serta jaringan distribusi PLN.

Desain alat peraga learning by doing EBT.

Sementara, desain alat peraga learning by doing EBT dapat diimplementasikan karena beberapa alasan.



Memberikan gambaran terkait pengubahan sinar matahari menjadi energi listrik. Memberikan gambaran terkait proses penyimpanan energi pada baterai.

Kemudian, memberikan gambaran terkait pengaplikasian EBT untuk pengisian kendaraan listrik, serta memberikan gambaran terkait pengaplikasian EBT untuk smart farming (IoT).

Desain alat peraga learning by doing EBT juga merupakan wujud bentuk dedikasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, melalui kolaborasi program studi di Fakultas Teknik yang melibatkan penulis sebagai putri daerah Magetan.

Hal itu sebagai bentuk usulan konkret untuk ikut mempercepat ekosistem EBT serta baterai dan kendaraan listrik di wilayah Kabupaten Magetan melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Magetan dan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) selaku pengelola Kebun Refugia Magetan.

Dengan adanya media pembelajaran EBT itu, diharapkan ekosistem EBT serta baterai dan kendaraan listrik dapat secara masif tersebar di wilayah Kabupaten Magetan.

Dengan begitu, dapat menghemat energi fosil serta lingkungan menjadi lebih bersih melalui net zero emission. Semoga Pemerintah Kabupaten Magetan akan merealisasikannya.

Artikel ini ditulis oleh Cindy Saraswati, mahasiswa Magister Teknik Industri Universitas Sebelas Maret & Anggota Paguyuban Mahasiswa Magetan di Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya