SOLOPOS.COM - Ilustrasi wayang (Bing.com)

Solopos.com, JAKARTA — Dari seluruh kebudayaan yang dimiliki Indonesia, dapat dikatakan wayang menjadi salah satu warisan budaya yang spesial.

Bentuknya yang beragam, terbuat dari bermacam material, serta terciptanya lakon di balik kisah pewayangan membuat wayang mempunyai daya tarik tersendiri. Namun, pernahkah Anda mengetahui sejarah wayang yang ada di Indonesia?

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Melansir dari laman ump.ac.id, Selasa (25/7/2023), dalam karya tulis yang berjudul Perkembangan Wayang Kulit Gagrag Banyumasan Tahun 1979-2013 oleh Ani Faiqoh, jika ditengok ke belakang terdapat berbagai versi pendapat perihal asal-usul dan sejarah wayang.

Menurut Dr. G.A.J Hazeu dalam disertasinya tahun 1897, wayang berasal dari Jawa. Hal tersebut dilihat Hazeu dari berbagai istilah yang digunakan dalam pertunjukan wayang seperti kelir, blencong, kepyak, maupun dalang yang merupakan bahasa Jawa.

Namun lain halnya pendapat Dr. W.H. Rassers yang menyebutkan bahwa wayang yang dikenal di Jawa bukanlah murni berasal dari Jawa namun diadopsi dari permainan bayangan yang ada di India.

Pendapat Dr. W.H. Rassers tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Dr. N.J. Krom. Menurut Krom, dahulu di India Barat terdapat pertunjukan wayang Hindu yang semula hanya dimainkan di lingkungan istana hingga akhirnya meluas dan merakyat.

Krom juga mengungkapkan bahwa besar kemungkinan seni pewayangan merupakan perpaduan antara kebudayaan India dan juga Jawa.

Selain itu, dalam sebuah naskah kuno diceritakan juga bahwa wayang mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Dimulai dari zaman Dyah Balitung (898-910 M), zaman Prabu Darmawangsa (991-1016 M), zaman Prabu Airlangga (1019-1024 M), zaman Kediri (1042-1222 M), zaman Majapahit (1293-1528 M), zaman Demak (1500 -1550 M), zaman Pajang (1568-1586 M), sampai dengan zaman Mataram Islam.

Pada perkembangannya, pagelaran wayang hadir dengan berbagai fungsi. Selain sebagai media ritual tertentu, wayang juga digunakan sebagai sarana hiburan, pendidikan, bahkan wayang juga menjadi media dakwah.

Adapun ditengok dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa mulanya wayang berasal dari khayalan tentang bayangan manusia yang dapat dilihat. Hal tersebut termuat pada naskah Jawa kuno yang kemudian diterbitkan oleh Pradnya Paramita di tahun 1981.

Sebagaimana namanya, wayang diambil dari kata wayangan yang mempunyai arti bayangan. Dahulu wayang dilukis di atas daun tal yang kemudian dipertontonkan melalui pantulan bayangannya di atas kain putih dengan sorot cahaya lampu.

Seiring berjalannya waktu, guna mengubah ukuran wayang daun tal yang kecil agar menjadi lebih besar, media pembuatan wayang berubah dengan memilih kulit sapi sebagai materialnya. Kulit tersebut diolah dan dibentuk hingga membentuk lakon pewayangan.

Dalam sebuah pementasan wayang, lakon-lakon tersebut dimainkan oleh seorang dalang. Biasanya lakon dan kisah pada pertunjukan wayang diambil dari kitab Mahabaratan dan Ramayana.

Cerita yang dirangkai pun merupakan perpaduan dari kebudayaan dan filsafat Hindu yang dibawa dari Indian, namun telah diserap dan disesuaikan dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.

Seorang dalang tak serta-merta memainkan wayangnya sendirian. Dalang akan ditemani oleh sinden dan penabuh gamelan untuk mengiringi pertunjukan tersebut.

Hal-hal itulah yang membuat wayang disebut sebagai perpaduan dan kolaborasi dari berbagai kesenian. Di antaranya seni sastra, seni lukis, seni pahat, sampai dengan seni musik.

Menariknya lagi, sebagai pertunjukan bayangan yang memanfaatkan sorot cahaya, pertunjukan wayang biasanya dilakukan saat malam hari, bahkan digelar semalam suntuk.

Memang benar, bukan Indonesia namanya jika tak kaya akan budaya. Buktinya, hingga kini kesenian wayang telah tersebar di seluruh Indonesia dan hadir dengan berbagai jenis. Di antaranya, wayang kulit atau wayang purwa, wayang golek, wayang orang, wayang Betawi, wayang Bali, wayang rumput, dan masih banyak lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya