SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes swab Covid-19. (Reuters-Edgar Su)

Solopos.com, SOLO--Pemerintah Indonesia terus mengejar ketertinggalan target jumlah pemeriksaan (testing) sebagaimana disyaratkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hasil itu perlahan-lahan menunjukkan hasil menggembirakan.

Pada pemeriksaan spesimen, misalnya, jumlah rerata harian yang diperiksa meningkat sejak Juni-November. Data Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan pada Juni rata-rata jumlah spesimen yang diperiksa mencapai 16.017. Jumlah itu terus meningkat pada Juli 22.655 spesimen, Agustus 23.659 spesimen hingga pertengahan November 35.849 spesimen.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

“Satu orang bisa diperiksa beberapa kali sehingga kenapa jumlah spesimen selalu lebih tinggi dari jumlah orang yang diperiksa,” kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (18/11/2020).

Peningkatan yang sama juga terjadi jumlah pemeriksaan orang. Pemeriksaan orang pada Juni cenderung rendah yakni rata-rata 8.513 orang. Lalu meningkat pada Juli 12.556 orang, Agustus 13.886 orang, dan September 23.217 orang. Kemudian, meningkat lagi pada Oktober 28.637 orang, dan hingga pertengahan kedua November 28.809.

UMK Solo Naik 2,94%, Pemkot Segera Sosialisasi

Selain itu, penting juga memperhatikan positivity rate untuk melihat laju penularan di tengah masyarakat. Positivity rate dihitung dengan cara membandingkan orang yang positif dengan keseluruhan yang diperiksa.

Hasilnya, rata-rata pada Juni mencapai 11,71%, Juli 13,36%, Agustus 15,43%, September 16,11%, dan Oktober 13,86%. Positivity rate pada pertengahan kedua November mencapai 17 13,42%. “Angka ini harus diturunkan hingga di bawah 5 persen saja yang positif,” ujar Dewi.

Dewi juga membandingkan jumlah pemeriksaan orang di Indonesia dengan target pemeriksaan yang ditetapkan WHO. WHO menargetkan ada pemeriksaan 1.000 orang per 1 juta penduduk per pekan.

Dampak Libur Panjang

Dengan asumsi penduduk Indonesia 267 juta jiwa, maka Indonesia memiliki target pemeriksaaan 267.000 orang per pekan. Jika dalam persentase, target Indonesia makin baik dari waktu ke waktu. Pada Juni misalnya mencapai Juni (pekan IV) 27,23 persen, Juli (pekan IV) 33,23 persen, dan Agustus (pekan IV) 46,46 persen. Hingga November pekan II target berada di level 86,25 persen.

“Karena libur panjang ada tren penurunan jumlah pemeriksaan. Terakhir pada pekan ini periksa naik jadi 86 persen dari target WHO. Ini progres yang sangat baik yang bisa kita lihat. Ada 11 provinsi yang bisa mencapai target pemeriksaan WHO,” terang Dewi.

Selain itu, ada sejumlah kendala yang dihadapi dalam menggenjot jumlah pemeriksaan ini. Dewi menyebutkan kendala SDM menjadi masalah utama khususnya pemeriksaan pada akhir pekan dan libur panjang. Selain itu, persoalan ketersediaan reagen juga perlu menjadi perhatian.

“Sistem di laboratorium ada close system artinya dia spesifik merek tertentu, enggak bisa merek lain. Reagen tidak tersedia. Jumlah pemeriksaan kenapa kadang enggak bisa dicapai,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya