SOLOPOS.COM - Kepala Dikumindag Sragen, Cosmas Edwi Yunanto (kedua dari kiri) menuangkan legen dari bumbung kepada Kepala Kesbangpol Sragen Sutrisna dalam Sarasehan Budaya di Pusat Kuliner Brigjen Katamso Sragen, Jumat (18/8/2023) malam. (Solopos.com/Plastika Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Sragen yang dikenal sebagai akronim dari pasrah legen dicoba untuk diaktualisasikan dalam Sarasehan Budaya Wedangan Bareng Crito-crito (Wedar Toto) Cah Sragen Wong Sukowati, Jumat (18/8/2023) malam. Acara ini digelar di pelataran Pusat Kuliner Veteran Brigjen Katamso Sragen.

Pasrah legen mengandung nilai simbolik positif berupa menyerahkan tatanan atau sistem yang baik untuk memajukan kebudayan Sragen. Proses pasrah legen itu dilakukan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, dengan cara menuangkan minuman legen dalam bumbung bambu ke gelas kecil.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Gelas itu diterima Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sragen, Sutrisna; Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disparpora) Sragen, Joko Hendang Murdono; serta Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Johny Adhi Aryawan. Mereka lantas minum bersama dan diikuti seluruh peserta sarasehan.

Sarasehan tersebut diikuti puluhan pemuda lintas komunitas, termasuk di dalamnya komunitas lintas iman dan Kumpulan Wong Sragen (KWS). Selain itu ada komunitas tosan aji, komunitas Brandal Sukowati Spritual Adventure, Komunitas Tilik Ibu Pertiwi, dan lainnya.

Sarasehan ini diinisasi Pusat Studi Sukowati (Pastika) yang bekerja sama dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama, Yayasan Sedulur Jagat Sukowati (Sejati), Komunitas Wesi Aji Sukowati, dan Diskumindag Sragen. Sarasehan tersebut mengambil tema Mengenal Jati Diri dan Identitas Sukowati/Sragen.

Ada dua narasumber yang hadir sebagai pemantik, yakni Sutrisna dan Johny Adhi Aryawan. Sutrisna menerangkan perjalanan lini masa sejarah Sragen yang disajikan dalam karnaval Hari jadi ke-277 Sragen pada Mei 2023 lalu mengandung pesan moral agar masyarakat tidak melupakan sejarah.

Mendalami sejarah akan bisa mendapatkan lima hal, yakni mengenal identitas, memahami moral dan budi pekerti, memperluas wawasan,  membangun pola pikir yang kristis, dan  memahami sejarah itu berkaitan dengan lorong waktu.

“Mengenal identitas daerah itu dilakukan dengan mengenal karakter-karakter lokal yang bersumber dari kearifan lokal. Sejumlah negara seperti India, Tiongkok, Jepang, dan negara lainnya memiliki akar karakter lokal yang kuat sehingga mampu menjadi tokoh dunia,” jelasnya.

Rekonstruksi Kearifan Lokal

Sementara Johny mengupas lini masa dari zaman prasejarah, zaman klasik, zaman kolonial, hingga zaman modern dengan pernik-pernik peninggalannya, seperti artefak, tradisi lisan, sejarah lisan, dan seterusnya. Dia menyampaikan materi cukup panjang yang pada intinya kearifan lokal itu dapat direkontruksi sedemikian rupa. Sehingga, bisa menghasilkan produk budaya yang bisa dijadikan potensi dalam pengembangan pariwisata desa dan daya tarik desa.

Johny mengusulkan supaya pemerintah pusat memberi ruang dalam penggalian nilai-nilai kebudayan lokal, termasuk di dalamnya pengembangan kurikulum muatan lokal dalam pendidikan dasar.

Penasihat Pastika Sragen, Agus Endarto, menyampaikan pemaknaan pasrah legen itu merupakan penyerahan tatanan dan sistem yang daerah sentris agar para generasi muda merasa bangga dengan Sragen. Agus mencontohkan banyak tokoh-tokoh besar singgah dan ditemukan di Sragen.

Mulai dari Sangiran yang namanya dikenal dunia dan lebih terkenal dari Sragen, Kemudian Raja Pajang Jaka Tingkir juga ditemukan makamnya di Sragen. Pangeran Mangkubumi mendeklarasikan diri sebagai raja yang didukung rakyat Sukowati di Sragen. Nyi Ageng Serang yang berjuang melawan Belanda dan basisnya ada di Sragen hingga Presiden Soekarno yang membangun monumen ganefo berupa jembatan yang membentang dari Ngrampal ke Tangen, Sragen, di atas Bengawan Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya