SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) disebabkan masalah infrastruktur yang tidak mendukung. Indonesia bahkan masih butuh 20 tahun untuk menuntaskan masalah infrastruktur RI

Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam Seminar Nasional Peningkatan Daya Saing dan Kesiapan UKM Menghadapi ACFTA di Universitas Atma Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (17/3).

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

“PR terbesar kita adalah infrastruktur, bahkan butuh waktu 20 tahun mungkin baru selesai,” ujar Mari.

Sebagai perwakilan pemerintah, Kementerian Perdagangan tetap akan melakukan segala upaya, agar ACFTA yang telah berjalan sejak 1 Januari 2010 dapat berjalan secara fair. Setidaknya ada tiga hal penting yang menjadi fokus kementerian perdagangan, yaitu penguatan daya saing global, peningkatan pasar domestik, serta pengutan ekspor.

“Peningkatan daya saing global, yang menjadi kunci adalah Infrastruktur. Masih jadi tugas berat. Selain itu juga nasih ada logistik, mewujudkan birokrasi yang efisien, khususnya bagi UKM. Kita juga akan lihat dari pembentukan kawasan ekonomi khusus, birokrasi akan efisien atau tidak,” ucapnya.

Kementerian juga berkomitmen akan menyelesaikan kasus penyulundupan, dalam rangka penyelesaian pekerjaan rumah untuk melindungi pasar domestik.

Kritikan juga Mari sampaikan kepada lembaga pemerintah yang dianggap belum optimal, dalam pemakaian produk dalam negeri. Mari mempercayai, jika pemerintah banyak yang menggunakan produk domestik, maka proteksi pasar domestik secara tidak langsung dapat terjadi.

dtc/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya