SOLOPOS.COM - Salah satu pengguna sepeda motor listrik (molis) Suripto, asal Blulukan, Colomadu, Karanganyar. (Solopos.com/Anik Sulistyawati)

Solopos.com, SOLO — Seiring dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungnya, semakin banyak orang yang mulai melirik kendaraan listrik (electric vehicle) untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Salah satu tren yang semakin populer adalah penggunaan sepeda motor listrik atau biasa disebut molis.

Salah satu pengguna sepeda motor listrik (molis) Suripto, asal Blulukan, Colomadu, Karanganyar, mengaku senang menggunakan molis setelah merasakan sendiri kelebihannya. Selain lebih ramah lingkungan, menurutnya molis juga lebih irit.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

“Saya punya motor listrik dua. Tiap malam saya charge baterainya sampai full itu listrik saya paling tambah Rp30.000 perbulan,” ujar Suripto saat ditemui Solopos.com di sela-sela Festival Motor Listrik di Loji Gandrung, Solo, Minggu (3/12/2023) lalu.

Dia bahkan menggunakan sepeda motor listrik untuk menjalani pekerjaanya sebagai driver ojek online (ojol) di layanan pesan antar makanan, Shopeefood. Dia mengaku sepeda motor yang dibelinya juga mendapatkan subsidi dari pemerintah meskipun dia relatif lama menunggu.

“Saya Mei 2023 sudah mendaftar, September dapat,” ujarnya.

Selama ini dia mengaku tidak mengalami kendala berarti dalam menggunakan kendaraan listrik. Dia juga telah bergabung dalam komunitas motor listrik (Molis) Soloraya. Selain menambah pertemanan, dari komunitas tersebut dia mengaku mendapatkan banyak manfaat lain.

“Kami saling berbagi informasi kegiatan, juga berbagi pengalaman dan saling membantu jika ada yang mengalami masalah dengan kendaraan listrik,” ujarnya. Suripto hanya salah satu warga di Soloraya yang telah memilih gaya hidup baru dengan menggunakan sepeda motor listrik. Komunitas Molis Soloraya ikut membantunya semakin yakin dengan gaya hidup baru yang dilakoninya.

Molis Soloraya menjadi salah satu wadah berkumpulnya para peminat motor listrik yang berada di tujuh daerah yakni Solo, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten. Komunitas ini dibentuk pada Januari 2022.

“Awal mula dibentuknya komuitas ini adalah untuk silaturahmi, kemudian dibentuk grup di Whatsapp hingga saat ini beranggotakan sekitar 220 orang,” ujar salah satu pendiri Molis Soloraya, Edi Maryono, warga Grogol Sukoharjo.

Dia menjelaskan, semula, jumlah anggota Molis Soloraya  tidak begitu banyak namun bertambah pesat dalam enam bulan terakhir. Para anggota tersebut terdiri atas mereka yang punya motor listrik, pemilik motor yang di-upgrade atau konversi,  atau ahkan mereka yang belum punya motor listrik tapi memiliki ketertarikan terhadap motor listrik.

“Ini adalah wadah untuk hobi atau orang yang ingin belajar tentang motor listrik. Di sini tidak ada yang ditutup tutupi, kalau ada yang bertanya pasti ada yang menjawab, kalau ada yang butuh bantuan, pasti ada yang membantu,” jelas Edi.

Dalam aktivitasnya, Molis Soloraya kerap menggelar berbagai kegiatan seperti pertemuan, touring, termasuk mengikuti Festival Motor Listrik 2023 yang digelar di Loji Gandrung Solo tersebut. Edi mengungkapkan dirinya juga memiliki motor listrik, yaitu Ninja 250 cc dan 800 cc.  “Karena ngirit,” jawabnya saat ditanya tentang alasannya tertarik dengan motor listrik.

Pengeluaran untuk isi daya listrik motornya, Edi mengaku mengeluarkan biaya sekitar Rp250.000 sebulan jika dipakai aktif.

“Motor bensin bisa sampai Rp1 juta,” jelasnya. Edi juga mengaku suka belajar tentang motor listrik. Selain ngirit, Edi meyakini motor listrik juga ramah lingkungan.

“Perumpaan jika 30 persen warga Soloraya menggunakan motor listrik, polusi akan berkurang drastis,” ujarnya.

Untuk misi tersebut para anggota Molis Soloraya terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada orang-orang sekitar agar budaya menggunakan kendaraan listrik terutama motor listrik kian berkembang.

Semakin Diminati

Sales Manager PT Solo Volta Multiguna, main dealer Volta di Soloraya, Widhi Nugroho (kiri), memberikan penjelasan kepada pengunjung Festival Motor Listrik di Loji Gandrung, Solo, belum lama ini. (Solopos.com/Anik Sulistyawati)

Sales Manager PT Solo Volta Multiguna, main dealer Volta di Soloraya, Widhi Nugroho (kiri), memberikan penjelasan kepada pengunjung Festival Motor Listrik di Loji Gandrung, Solo, belum lama ini. (Solopos.com/Anik Sulistyawati)

Salah satu produsen sepeda motor listrik yang ikut menyemarakkan Festival Motor Listrik di Logi Gandrung waktu itu adalah Volta.

Sales Manager PT Solo Volta Multiguna, main dealer Volta di Soloraya, Widhi Nugroho, mengatakan peminat kendaraan listrik di Soloraya semakin hari semakin meningkat.

“Sudah banyak masyarakat yang membeli motor listrik di dealer kami. Kemarin tahap satu 25 orang sudah cair semua. Ini indennya juga sudah mencapai ratusan,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan masyarakat tak perlu khawatir tentang keamanan motor listrik terutama terkait dengan pengisian baterai “Ada pengamannya, kalau lupa nyabut pas ngecharge, akan mati sendiri. Pengamannya di baterai ada, di chargernya juga ada,” jelas Widhi.

Selain itu, dia juga membenarkan pendapat bahwa motor listrik lebih iirt dibandingkan dengan motor berbahan bakar dari fosil. “Dibandingkan motor bensin, kendaraan listrik di atas kertas bisa lebih hemat Rp5 juta sampai Rp6 juta per tahun per unitnya,” jelas Widhi.

Kendaraan listrik, menurutnya juga lebih minim perawatan dengan tak perlu sering ganti orderdil kecuali untuk onderdil fast moving seperti kampas rem dan ban. Terkait kecepatan, Widhi menjelaskan jika baterai dalam posisi penuh molis bisa menempuh jarak hingga 60 kilometer. Jika menggunakan dua baterai molis bisa menempuh jarak hingga 120 km.

“Untuk mengisi daya sampai penuh memerlukan waktu 4 sampai 5 jam dan bisa dilakukan di rumah karena voltasenya rendah, 450 watt. Sedangkan umur baterai menurut riset 5 sampai 6 tahun untuk pemakaian normal,” jelas Widhi.

Untuk Volta, lanjutnya. pelanggan bisa mengunduh aplikasi yang akan mengarahkan ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau sering (SPKLU) atau pengisian baterai terdekat. Widhi juga menjelaskan, masyarakat tak perlu khawatir jika ingin membeli motor listrik karena pembelian sudah dilengkapi dengan surat-surat kepemilikan resmi atau buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB).



“Motor listrik juga bisa dijual kembali. Kalau dilihat di medsos [media sosial] sudah sering orang menjual atau mencari motor listrik,” jelasnya.

Melansir dari Bisnis.com, PT Volta Indonesia Semesta mencatatkan penjualan motor listrik sekitar 8.800 unit sampai dengan kuartal III/2023. Beberapa model motor listrik Volta yang telah memenuhi syarat memperoleh subsidi adalah 401 dengan harga Rp9,95 juta, 402 senilai Rp11,1 juta, dan 403 Rp11,95 juta per unit.

Sementara itu, Festival Motor Listrik yang digelar oleh PLN dan Kementerian ESDM, bersama dengan Solopos Media Group (SMG), stakeholder kendaraan listrik digelar sebagai upaya untuk edukasi sekaligus sosialisasi tentang kendaraan listrik.

Festival Motor Listrik di Loji Gandrung, Solo, dibuka dengan kegiatan motor listrik city tour itu juga Pj Gubernur Jateng, Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana; Direktur Konversi Energi, Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Gigih Udi Atmo; Kepala ESDM Provinsi Jateng, Boedyo Dharmawan; KGPAA Mangkunagoro X; General Manager (GM) PLN UID Jateng-DIY, Muchamad Soffin, hingga Presdir Solopos Media Group, Arif Budisusilo.

Pada kesempatan tersebut, Gigih Udi Atmo, mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai upaya untuk terus mengenalkan kendaraan listrik.

“Kenapa motor listrik ini penting? Sebab di Indonesia konsumsi BBM setiap tahun lebih dari 1,5 juta barel per day. Sebagian besar atau sekitar 800.000 barel per day adalah dari impor,” kata dia.

Melalui transformasi kendaraan BBM ke kendaraan listrik diharapkan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM. Di sisi lain, program konversi dan semua hal berkaitan dengan penggunaan motor listrik masih perlu disosialisasikan lebih gencar lagi. Mengingat belum banyak masyarakat saat ini yang mengetahui mengenai program konversi kendaraan BBM ke listrik, termasuk mengenai mekanismenya, pengisian daya, dan sebagainya.

Infografis KEndaraan Listrik (Solopos/Khoirul Tri Candra P)
Infografis Kendaraan Listrik (Solopos/Khoirul Tri Candra P)

Sementara itu, Muchamad Soffin mengatakan PLN siap mendukung penuh transformasi kendaraan listrik khususnya di Jateng dan DIY.

Mochamad Soffin menyatakan akan terus meningkatkan kualitas layanan SPKLU dan terus berkomitmen mendorong penggunaan energi yang ramah lingkungan.

“Hingga Desember 2023 ini konsumsi listrik pengguna SPKLU telah mencapai 222.853 kWh dengan pertumbuhan YoY 492%. Ini artinya antusias masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik semakin meningkat. Untuk itu kami akan terus berupaya meningkatkan layanan serta menambah infrastruktur untuk memudahkan pengguna kendaraan listrik dengan bekerja sama dengan pihak terkait demi menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ungkap Soffin dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com belum lama ini.

Soffin menambahkan pihaknya telah merencanakan untuk menambah 155 SPKLU pada tahun 2024.
Ia juga mengajak pengendara mobil listrik agar dapat menggunakan layanan one stop solutions untuk semua kebutuhan kendaraan listrik dengan mengakses aplikasi PLN Mobile.

“Pengguna kendaraan listrik cukup membuka aplikasi PLN Mobile untuk mendapatkan informasi letak SPKLU, Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) terdekat hingga marketplace yang menyediakan kebutuhan masyarakat terkait kendaraan listrik,” jelas Soffin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya