SOLOPOS.COM - Foto dugaan reklamasi yang dilakukan Tiongkok di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan, barat Palawan, Filipina, 11 Mei 2015. (JIBI/Reuters/Ritchie B. Tongo)

Editorial Global Times memprediksi potensi perang nuklir di wilayah konflik Laut China Selatan.

Semarangpos.com, BEIJING — Media ternama Tiongkok, Global Times, Jumat (13/1/2017), memprediksi potensi perang yang terjadi antara negaranya dengan Amerika Serikat (AS) di wilayah sengketa Laut China Selatan. Ulasan ini muncul setelah Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, Rabu (11/1/2017), menyebut Tiongkok tak seharusnya diberikan akses masuk ke perairan itu.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Global Times menyarankan AS bersiap untuk berperang dengan Tiongkok agar dapat benar-benar memblokir akses ke pulau-pulau sengketa di Laut China Selatan. “Kedua belah pihak lebih baik mempersiapkan bentrokan militer,” demikian ditulis Global Times dalam kolom Editorial seperti dikutip The Guardian, Jumat (13/1/2016).

Dalam kolom editorial tabloid itu juga disebutkan AS perlu mengerahkan teknologi nuklirnya untuk bisa mencegah Tiongkok memasuki sejumlah pulau di wilayah tersebut. “Tillerson sebaiknya mengandalkan strategi nuklirnya jika dia ingin memaksa “negara dengan kekuatan nuklir besar” [Tiongkok] menarik diri dari wilayah teritorialnya sendiri,” kutip tabloid itu.

Dilansir Reuters, Jumat (13/1/2016), menurut Global Times menganggap Tillerson yang juga mantan pimpinan perusahaan Exxon Mobil adalah kandidat terlemah untuk masuk dalam kabinet Donald Trump. Tillerson dinilai memiliki potensi terbesar untuk ditolak Kongres AS.

“[Pernyataan Tillerson] diduga hanya sebagai bahan penjilat senator untuk memperbesar peluangnya dipilih dengan menunjukan sikap keras terhadap Tiongkok,” kritik tabloid itu.

Tabloid tersebut juga mempertanyakan dasar hukum yang dipakai AS dalam upaya pemblokiran akses Tiongkok ke Laut China Selatan. Selain itu, tabloid tersebut juga mempertanyakan apakah upaya pemblokiran akses ke Laut China Selatan juga berlaku bagi negara bersengketa lainnya seperti Vietnam dan Filipina.

Perlu diketahui, Global Times merupakan tabloid kenamaan di Tiongkok yang terkenal dengan kritikan pedasnya pada pihak yang bersebrangan dengan pemerintah Tiongkok. Namun, pernyataan yang dipublikasikan tabloid yang diterbitkan partai berkuasa di Tiongkok itu tak menggambarkan kebijakan negara secara keseluruhan.

Selama ini, Tiongkok mengklaim hampir 90% wilayah Laut China Selatan yang memiliki nilai perdagangan mencapai 5 triliun dolar AS per tahun, atau sepertiga dari total perdagangan global. Klaim sepihak Tiongkok inilah yang memicu konflik antara Tiongkok dan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Brunei, Malaysia, Vietnam, Filipina, bahkan Taiwan.

(Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya