Solopos.com, BANJARNEGARA — Pelaku pembunuhan berantai dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet diketahui menggunakan obat putih mengandung potasium sianida, yang bisa membuat korban lemas hanya dalam hitungan menit.
Dalam rilis yang diterima Solopos.com, berdasarkan pemeriksaan toksikologi pada belasan jenazah korban diketahui seluruhnya meninggal karena mati lemas akibat racun. Racun jenis sianida itu ditemukan di cairan darah, rongga mulut, serta organ dalam korban.
Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia
“Dua butir apotas positif mengandung zat potasium sianida. Sedangkan, dua butir tablet mengandung klonidin,” ungkap Kabid Labfor Kombes Pol Slamet Iswanto, di Mapolresta Solo, Kamis (6/4/2023) sore.
Dalam praktiknya, kedua pelaku menggunakan dua zat tersebut sebagai syarat dalam ritual penggandaan uang. Pelaku diminta untuk menelan dua zat tersebut.
Sianida punya efek yang cepat dan mampu merusak sel-sel di dalam tubuh dalam rentang waktu sekitar 1 hingga 5 menit. Jika ditelan dalam jumlah yang cukup banyak, orang bisa meninggal dalam 5 menit.
Sianida adalah senyawa beracun dapat menyebabkan kematian pada sel-sel tubuh ketika tertelan. Sedangkan, klonidin adalah obat antihipertensi golongan penghambat reseptor alfa agonis kerja sentral.
Mengutip Halodoc, orang yang mengalami keracunan sianida bisa mengalami kejang, kegagalan sistem pernapasan, bahkan kematian akibat keracunan sianida.
“Akhirnya pakai modus operasi seperti itu [mengajak ke rumah terus diberi racun]. Dia [korban] diundang, diajak ke rumahnya [tersangka]. Dikasih minuman, janjinya apabila kuat [menghabiskan minuman], uang bisa dilipatgandakan. Padahal, pas diminum korbannya mati lemas. Nantinya dari pengakuan tersangka akan kami cocokan dengan pemeriksaan laboratorium,” imbuh Kapolda Jateng, Irjen Pol. Ahmad Luthfi.