Jakarta–Produsen lokal dan petani kecil bisa terus berkembang dan menggerakkan perekonomian jika masyarakat ramai-ramai menggunakan produk lokal. Namun kini masyarakat justru banyak menggunakan produk impor.
Hal itu memicu sejumlah orang melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jl Thamrin, Jakarta, Sabtu (21/11).
Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19
Dalam aksinya, mereka membawa kantong belanja seukuran badan manusia serta kotak kardus ukuran besar. Hal itu digunakan sebagai simbol budaya konsumerisme masyarakat.
“Sekitar 80 persen buah yang di pasar swalayan merupakan buah impor dengan subsidi besar dari negara,” ujar koordinator aksi dari LSM Indonesia Berseru.
Menurut pendemo, dengan menjual buah impor itu akan berdampak pada harga buah lokal yang menjadi mahal. Sehingga otomatis para petani lokal bisa menjadi gulung tikar.
“Contohnya apel Malang atau buah jeruk,” Teriak orator.
Konsumen diharapkan bisa membeli barang dengan melihat proses terciptanya barang tersebut. “Masyarakat Jakarta bisa melakukannya. Konsumen di kota-kota besar yang berpendidikan
bisa memilah mana barang yang ramah lingkungan. Tinggal mau atau tidak,”pungkasnya.
dtc/isw