Masjid di Papua dibakar menurut Staf Presiden hanya salah paham.
Solopos.com, JAKARTA – Staf khusus Presiden, Lenis Kogoya, menyebut penyerangan di Karubaga, Tolikara, Papua terjadi akibat salah paham antara warga. Istana mengimbau, tidak ada warga yang terprovokasi agar tidak terjadi kericuhan susulan.
Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah
“Sebagai anak muda, kami ingatkan, jangan sampai ada provokasi. Ingat Indonesia masih butuh tulang punggung generasi ke depan,” kata Lenis Kogoya di Kantor Staf Khusus Presiden RI-Gedung Sekretariat Negara, Jl Veteran III No 9-10, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7/2015).
Perkelahian antar suku di Papua memang kerap terjadi, tapi menurutnya belum pernah terjadi keributan antar umat beragama. Lenis yang juga Kepala Suku Lembaga Adat Papua ini juga mengatakan, insiden penyerangan pada Jumat (17/7) sekitar pukul 07.10 WIT, terjadi karena kesalahpahaman.
Hal ini diduga dipicu oleh pengeras suara yang dianggap peserta kongres gereja mengganggu.
“Yang terjadi salah paham saja. Di sebelah sana ada kongres GIDI, pemuda dan masjid dekat. Jadi speaker di masjid kedengarlah suara yang lagi kongres. Tidak ada mediasi baik,” terangnya.
“Seharusnya gereja dan tokoh agama duduk bersama difasilitasi Pemda untuk penanganan supaya tidak terjadi masalah,” ujar Lenis.