SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA – Tingkat buta aksara di wilayah DIY hingga 2014 ini masih cukup tinggi. Pemerintah Provinsi DIY mencatat jumlah warga belum melek aksara masih mencapai angka 47.776. Jika diprosentasekan, jumlah warga buta aksara masih di angka 7,5% dari jumlah penduduk usia 15-59 tahun.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan, hitungan penduduk layak mendapatkan perhatian pengentasan buta aksara kisaran usia 15-59 tahun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Di DIY ini ada 1,5 juta warga yang berusia 15-59 tahun. Dari jumlah itu 7,5 persen masih mengalami kondisi buta aksara,” ujar Baskara Aji usai menghadiri acara peringatan Hari Aksara Internasional ke-49  yang diperingati Pemda DIY di GOR Amongrogo, Rabu (15/10/2014).

Lebih lanjut Aji menjelaskan, gebrakan Pemda DIY dalam menuntaskan buta aksara sebenarnya sudah nyarta sejak 2010 lalu. Setidaknya pihaknya sudah mengentaskan 18.300 warga yang mengalami buta aksara dalam kurun waktu 2010-2014. Pada waktu itu buta aksara di DIY mencapai angka 66.076 warga.

Sejak bulan Mei 2014, lanjutnya, Dinas Dikpora DIY sudah melakukan verifikasi data Sensus Penduduk 2010. Sehingga diprediksi pada akhir Desember 2014, data jumlah penduduk buta aksara semakin menurun dikarenakan adanya mutasi penduduk. Sementara pada 2017, ditarget angka itu turun menjadi di bawah 5%.

Dalam menuntaskan target, ke depan Disdikpora akan melakukan verifikasi data dengan melibatkan Tenaga Lapangan Diknas (TLD) dan Fasilitator Desa Insentif (FDI). Dari pendataan ini, dia menargetkan akhir  2014 suidah  muncul data nama-nama warga buta aksara beserta alamatnya se-DIY. Data ini kemudian akan dijadikan bahan kebijakan untuk menentukan langkah selanjutnya.

“Program nantinya akan diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), misalnya berupa kegiatan belajar membaca sambil diselingi menyanyi,” jelasnya.

Dalam kesempatan seruspa, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Ichsanuri menambahkan, saat ini buta aksara menjadi problem serius. Buta aksara akan memiliki akses yang minim terhadap informasi seiring perkembangan teknologi yang terjadi.

Ichsanuri menampik jika program percepatan penuntasan buta aksara menjadi prestis pemerintah. Menurut dia, program ini memang penting karena DIY terbilang tinggi angka buta aksaranya. Lebih-lebih dalam perkembangan ke depan, semua informasi tersaji dalam bentuk tulisan. Menurut dia, akan ketinggalan zaman apabila masih ada warga yang mengalami buta aksara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya