SOLOPOS.COM - Direktur Mediatama Zeine Kutuby (MZK) Martha Saflina menyampaikan sambutan dalam acara UKW Solopos bersama MZK di Hotel Victoria, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Sabtu (13/11/2021). (Solopos Institute/Wagiman)

Solopos.com, KUTAI TIMUR-Martabat profesi jurnalis ditentukan oleh perilaku wartawan saat bekerja di lapangan. Uji kompetensi wartawan (UKW) dimaksudkan sebagai upaya untuk memastikan seorang jurnalis bekerja mengacu pada kode etik dan Undang-Undang Pers.

Penegasan itu disampaikan Koordinator Penguji Wartawan PT Aksara Solopos, Syifaul Arifin, di hadapan puluhan peserta UKW di Hotel Victoria, Sangatta Utara, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Sabtu (13/11/2021).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Syifaul menyitir hasil survei terbaru yang dilakukan perusahaan peneliti pasar global, Ipsos. Dari survei Ipsos itu diketahui kepercayaan tertinggi publik global dipegang profesi dokter sebesar 54 persen, disusul ilmuwan sebesar 51 persen. Sedangkan orang yang paling tidak dipercayai publik adalah politikus (52 persen), dan menteri (39 persen).

“Menariknya jurnalis dan bankir termasuk pada kelompok yang tidak dipercayai publik. Ini ironi bagi kita sebagai seorang wartawan. Oleh karena itu, UKW adalah salah satu upaya untuk mengembalikan marwah jurnalisme agar kembali dipercayai publik,” kata Redaktur Pelaksana Koran Solopos ini.

Baca Juga: Solopos Institute Uji Kompetensi 16 Jurnalis Bontang

Menurut Syifaul, fenomena global ini harus menjadi perhatian bersama insan pers. Hadirnya media sosial membuat publik mempunyai alternatif sumber informasi, tidak lagi mengandalkan media arus utama.

Pada saat yang sama sering terdengar kabar miring seputar perilaku sebagian wartawan yang justru kian memperpuruk kepercayaan publik kepada jurnalis.

“Karena ulah sebagian orang, wartawan lalu diidentikkan dengan suap, pemerasan, hoaks dan sebagainya. Sekali lagi, UKW ini untuk mengembalikan marwah wartawan. Dan ini tanggung jawab profesi melekat pada diri Anda masing-masing. Jika nanti berpredikat kompeten, seketika itu Anda punya tanggung jawab ke publik untuk membuktikan kompetensi Anda. Jadi UKW ini bukan akhir tapi justru awal,” katanya.

UKW Solopos di Kutai Timur bekerja sama dengan sekolah jurnalisme, Mediatama Zeine Kutuby (MZK) Institute dan Aliansi Jurnalis Kutai Timur (AJKT).

Baca Juga: UKW AMSI-Solopos, 22 Wartawan Jatim Dinyatakan Kompeten

Direktur MZK Institute Martha Saflina menyatakan kompetensi penting untuk sebuah profesi. Khusus untuk jurnalisme, kompetensi wartawan sangat penting untuk mengukur sejauh mana wartawan memahami tentang pengetahuan umum jurnalisme, kemampuan menulis berita dan perilaku di lapangan.

“Semoga semua teman-teman yang hadir di sini semuanya kompeten,” kata perempuan asal Padang, Sumatra Barat ini.

UKW berlangsung dua hari, Sabtu-Minggu (13-14/11/2021). Puluhan peserta akan menjalani 12 mata uji meliputi pengetahuan umum jurnalisme, hukum dan etika pers, menulis dan menyunting berita serta perencanaan redaksi. Seluruh mata uji harus diselesaikan dengan baik oleh peserta. Satu saja ada mata uji tidak lulus maka sang wartawan dinyatakan belum berkompeten.

Puluhan wartawan yang mengikuti UKW berasal dari klikkutim.com (7 wartawan), beritaetam.com (6), beritakutim (2), dan sisanya masing-masing berasal dari presisi.co, intuisi.co, Kaltim Post, memonesia.com, kaltimtoday.com, tribunkaltim.com, nomorsatukaltim.com, PKTV, aktualborneo.com, diswaykaltim.id, liputankaltim.com, sangattaku.com, kutimpost.com.

Tiga wartawan mengikuti UKW utama, lima orang tingkat madya dan 19 wartawan mengikuti UKW muda. Penguji Solopos yang bertugas yakni Syifaul Arifin, Ichwan Prasetyo, Bambang Aris Sasongko, Yonantha Chandra Premana, Rahmat Wibisono, dan Abu Nadzib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya