SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, PEKANBARU</strong> — Polri khawatir dengan dampak informasi yang beredar di media sosial, dapat membuat masyarakat panik karena informasinta tidak valid. Kabar-kabar yang beredar melalui broadcast ini sering membuat panik masyarakat.</p><p>Wakapolri Komjen M. Syafruddin mengatakan pihaknya mengapresiasi media mainstream seperti media cetak dan online yang sudah memberitakan peristiwa secara utuh. Namun dia khawatir dengan perkembangan informasi di media online.</p><p>"Memprihatinkan itu media di luar mainstream seperti media broadcast dan media sosial yang pemimpin redaksinya satu tapi medianya banyak," katanya saat konferensi pers di Pekanbaru, Rabu (16/5/2018).</p><p>Hal yang dikhawatirkan pihaknya lewat media sosial itu seperti informasi yang sudah puluhan tahun, tiga tahun lalu, atau ada peristiwa di Filipina Selatan, Thailand Selatan, Rohingya, Suriah, tetapi ditulis seolah kejadiannya di Indonesia. Di-<em>broadcast</em> dan dipenggal sedemikian rupa sehingga informasi itu membuat panik masyarakat.</p><p>Syafruddin menyebut kalau informasi itu ditulis utuh dari A sampai Z, tentu saja masalah seperti itu tidak akan muncul dan masyarakat akan tenang. Karena itu pihaknya berharap TNI, Polri dan media mainstream cetak dan online dapat bekerja sama dengan baik.</p>

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya