SOLOPOS.COM - Nunung terisak di hadapan peti mati Mamiek Prakoso di RS Brayat Minulya, Solo, Minggu (3/8/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO– Mamiek Prakoso meninggal dunia, Minggu (3/8/2014). Senin (4/8/2014) siang ini, jenazah Mamiek Srimulat dimakamkan di Ngawi. Sejumlah seniman yang pernah bergabung dalam Grup Lawak Srimulat rencananya hadir dalam pemakaman almarhum di Ngawi, Senin (4/8). Rombongan dari Jakarta akan langsung ke Ngawi.

Gogon, pelawak Srimulat, bercerita, sebelum meninggal, sejumlah rekan pelawak yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha dan Pelawak (Gaplek), sebenarnya telah merencanakan menjenguk Mamiek di RS Brayat Minulya, Selasa (5/7). Namun, rencana pertemuan dengan Mamiek tersebut justru kandas karena Mamiek keburu meninggal dunia.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebelum meninggal, almarhum sebenarnya telah memiliki rencana pentas kolaborasi bersama Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PaSki) Jawa Tengah (Jateng), di Balaikambang, Solo. Menurut Ketua Umum PaSki, Derry Sudarisman atau Derry 4 Sekawan, Mamiek, menggagas pementasan berjudul Minak Jinggo dengan fokus utama mengangkat krisis kepemimpinan di Indonesia.

Hal itu sebagai bentuk apresiasi seniman terhadap pemimpin baru Indonesia hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 ini. Rencana tersebut digagas pada 2013 dan dipentaskan pada awal 2014. Namun karena tahun 2014 sedang ada persiapan Pilpres, pementasan mundur hingga sekarang.

“Beliau sudah dipanggil lebih dulu. Selanjutnya, nanti akan kami pikirkan bagaimana selanjutnya. Kami masih berduka,” katanya dalam perbincangan singkat dengan wartawan melalui telepon, Minggu, sore.

Adik almarhum, Eko Guntur, saat ditemui di RS Brayat Minulya, mengungkapkan saat ini keluarga sedang konsentrasi mengurus rencana permakaman almarhum di kediamannya daerah Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Jenazah rencananya dimakamkan, Senin, sembari menunggu keluarga dan rekan sejawat yang ingin melayat.

Saat ditanyai mengenai penyakit almarhum, Eko, belum bisa memberikan keterangan lengkap. Ia hanya menjelaskan bahwa kakaknya mengeluh sakit perut sebelum akhirnya kritis dan meninggal dunia. Namun, sempat berhembus kabar bahwa almarhum menderita sakit liver. Sementara, pihak RS Brayat Minulya tidak berkenan memberikan keterangan atas permintaan keluarga.

Eko menuturkan selama Ramadan, almarhum, memang tinggal di Ngawi. Sekitar tiga hari sebelum Lebaran, Mamiek, mengeluh sakit perut dan dilarikan ke salah satu rumah kabupaten tersebut. Almarhum dirawat selama dua hari sebelum meminta pulang saat hari raya Idhul Fitri. Pada Sabtu (2/8), ia kembali mengeluh sakit perut hebat dan minta dibawa ke rumah sakit di Solo.

Dalam perjalanan, ketika sampai di Sragen, kondisinya ngedrop hingga harus diberi petolongan sementara di Rumah Sakit Mardi Lestari Sragen. Setelah membaik, Mamiek langsung dibawa ke Solo. Almarhum, dirawat di RS Brayat Minulya sejak Sabtu siang hingga mengalami kritis pada Minggu sekitar pukul 14.00 WIB dan meninggal dunia pada pukul 14.30 WIB.

“Sebelumnya mengeluh sakit saat di Ngawi, kami bawa ke Solo dan sempat mampir ke Rumah Sakit (RS) Mardi Lestari Sragen. Almarhum lalu kritis dan meninggal dunia di Brayat Minulya, Solo,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya