SOLOPOS.COM - Ilustrasi MAS MH17 Dirudal

Solopos.com, SOLO — Muncul dugaan kelompok militan pemberontak pro Rusia berada di balik penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17 pada Kamis (17/7/2014) lalu. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mereka bisa mendapatkan persenjataan rudal yang bisa menjangkau pesawat di ketinggian ribuan kaki.

Pihak pemberontak pro Rusia sebelumnya membantah dengan beralasan mereka tidak memiliki teknologi rudal yang mampu menjangkau MH17. Namun belakangan muncul nama Igor Strelkov atau Igor Girkin yang mengklaim bertanggungjawab atas penembakan MH17. Igor Girkin adalah adalah tokoh separatis pro Rusia asal Moskow yang diduga merupakan mantan agen intelijen Rusia.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Igor Girkin alias Strelkov ini juga mengklaim banyak jenazah yang sudah tidak lagi segar dan mulai membusuk. Dia juga menyarankan penggunaan serum dan obat ke jenazah yang bergelimpangan di reruntuhan pesawat. Padahal, pemerintah Malaysia sudah meminta lokasi jatuhnya pesawat tersebut steril dari para pemberontak.

Di luar klaim Igor Girkin, pemberontak pro Rusia disebut pernah mencuri fasilitas persenjataan milik Ukraina, termasuk tank, peluncur roket, dan sistem rudal anti pesawat. CNN melaporkan, Juni lalu sebuah kelompok militan pro Rusia menyerang sebuah tempat di dekat kota Krazny Liman, bagian timur Ukraina. Saat itu mereka menunjukkan sebuah truk yang baru saja mereka kuasai dan dilengkapi rudal anti pesawat buatan Rusia. Komandan kelompok itu mengatakan senjata itu mereka rampas dari sebuah pangkalan militer Ukraina.

Tak jauh dari sana, yaitu di Kramatorsk, pemberontak pro Rusia juga menunjukkan dua tank tempur yang dirampas dari sebuah pabrik senjata. Sebagai catatan, wilayah timur Ukraina sudah lama menjadi pusat produksi senjata Uni Soviet.

Dengan persenjataan berat, mereka mampu mengincar pesawat-pesawat dan helicopter Ukraina. Beberapa di antaranya berhasil ditembak dan dijatuhkan. Tak lama setelah aksi “pamer” senjata itu, sebuah pesawat kargo Antonov AN-26 ditembak jatuh di dekat Slovyanskk. Selain itu, beberapa helicopter jenis M1-8 dan Mi-24 juga jatuh.

Ada pula sebuah pesawat kargo Ilyushin IL-76 berukuran sebesar pesawat komersial yang ditembak jatuh. Sebanyak 49 tentara yang menumpang pesawat itu tewas dalam kejadian itu.

Sebagian besar pesawat yang ditembak itu memang terbang rendah dan masuk jangkauan roket SA-7 dan senapan anti pesawat. Roket SA_7 merupakan senjata standar Soviet yang bisa menjangkau objek setinggi 2.500 m atau 8.000 kaki.

Namun selain SA-7, pemberontak pro Rusia juga diyakini memiliki senjata lain, yaitu SA-11 atau disebut dengan sistem Buk yang diperkirakan dipakai untuk menembak jatuh MH17. Kemungkinan ini ada meskipun mereka membantah memiliki teknologi senjata seperti ini.

Pada 29 Juni lalu, pemberontak pro Rusia merampas fasilitas rudal A-1402 di dekat Donetsk. Pada hari yang sama, situs Rusia, Vosti, menuliskan artikel dengan judul Udara Donetsk akan Dilindungi Sistem Rudal Darat Buk. Si penulis mengklaim pertahanan anti pesawat itu menggunakan sistem rudal Buk.

“Buk itu bisa jadi milik Rusia maupun Ukraina. Tapi tidak jelas apakah yang ditembakkan [ke MH17] merupakan curian dari pangkalan Ukraina atau dikirim dari Rusia,” kata ahli peralatan militer Soviet, Peter Felstead, seperti dikutip CNN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya