SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud Md. menegaskan Indonesia menyampaikan pidato pada acara Halalbihalal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan silaturahmi tokoh bangsa di Jakarta, Sabtu (13/5/2023). (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md. menegaskan Indonesia bukan negara agama melainkan negara yang dibangun berdasarkan kebangsaan religius atau religion nation state.

Mahfud menjelaskan ciri religion nation state adalah kuatnya toleransi terhadap perbedaan dan menganggap perbedaan itu adalah ciptaan Tuhan.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

“Indonesia dibangun berdasarkan religion nation state atau negara kebangsaan yang religius atau negara kebangsaan yang berketuhanan, bukan Islamic nation state,” kata Mahfud saat menyampaikan pidato pada acara Halalbihalal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan silaturahmi tokoh bangsa di Jakarta, Sabtu (13/5/2023).

Mahfud Md. lantas menukil dalil dalam Alquran yang berbunyi wa lau sya’a allahu laja’alakum ummatan wahidatan, wa lakil liyabluwakum fi ma atakum, fastabiqul khairaat.

Menurut Mahfud, jika Allah mau semua dijadikan satu suku saja, tetapi Allah tidak mau menjadikan sama, termasuk agama.

“Tuhan kita berbeda-beda antarpemeluk agama, tetapi dipersatukan dalam keberbedaan. Tetapi sengaja diciptakan berbeda agar berlomba untuk berbuat baik,” kata politikus asal Madura, Jawa Timur itu.

Selain itu, ciri lain religion nation state adalah kosmopolitan atau mempunyai sikap kesewargaan.

Pemahaman bahwa berbeda dalam berbagai hal, tetapi dalam kehidupan bersama merasa sewarganegaraan.

“Itu dicontohkan Nabi Muhammad SAW saat memproklamasikan negara Madinah, yang isinya sama dengan proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia,” jelasnya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Menurut Mahfud, Piagam Madinah ada 47 pasal, dengan 24 pasal berisi tentang perlindungan terhadap mereka yang berbeda suku, ras dan agama yang mendiami Madinah.

“Jadi, Islam itu inklusif kosmopolitan dalam kehidupan bernegara,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan umat Islam sebagai mayoritas tidak boleh sewenang-wenang terhadap kaum minoritas.

Dalam hubungan kebangsaan di dunia ini, tambah Mahfud, dapat bekerja sama, maju bersama dalam kerangka lakum dinukum waliyadin, untukmu agamamu, untukku agamaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya